Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tindakan Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan di Air

Kompas.com - 01/06/2023, 05:00 WIB
Anggita Sukmawati,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis.

Dengan sasaran menyelamatkan nyawa, menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat penyembuhan. 

Berikut ini penjelasan mengenai tindakan pertolongan pertama kegawatdaruratan di air, sebagai berikut: 

Berhenti bernafas secara mendadak

Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang adalah dengan meniupkan nafas ke paru-paru korban.

Baca juga: Menganalisis Keterampilan Penyelamatan Kegawatdaruratan di Air

Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatas dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut:

  • Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas. 
  • Rahang ditarik sampai mulut terbuka. 
  • Pastikan mulut korban dan penolong dalam keadaan bersih. 
  • Lalu tiup mulut/hidung korban, apabila korban orang dewasa tiupkan secara teratur 12 kali tiupan pada setiap menit. 
  • Apabila korban anak anak tiupkan 20 kali tiap menit. 

Memar 

Memar terjadi karena trauma/benturan benda keras, misalnya ketika berlari disekitar kolam lalu terbentur dinding kolam. 

Tindakan yang diberikan yaitu: 

  • Kompres dengan air dingin pada bagian yang terbentur, untuk mencegah banyak darah yang merembes ke jaringan. 
  • Pada hari berikutnya dilihat kondiri pembengkakan berkurang atau tidak. Pada periode ini penatalaksanaan ditujukan untuk mengurangi/menghilangkan pembengkakan. Cara yang digunakan dengan memberikan kompres panas selama 3-5 menit untuk melebarkan pembuluh darah setempat. 

Shock

Langkah pelaksanaan pertolongan pertama mengurangi shock yaitu: 

Baca juga: Pertolongan Kegawatdaruratan di Air

  • Baringkan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jangung dan otak. 
  • Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin. 
  • Usahakan pasien tidak melihat lukanya. 
  • Penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka diperut dapat diberikan larutan shock yang terdiri dari 1 sendok teh garam, 1 sendok teh tepung soda kue dan 4-5 gelas air. 

Kram 

Kram merupakan kontraksi otot yang memendek atau kontraksi sekumpulan otot yang terjadi secara mendadak dan singkat. Kram disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otot yang terkena.

Kram biasanya tidak bahaya dan tidak perlu diobati, dan dicegah dengan menghindari olahraga setelah makan serta meregangkan otot sebelum berolahraga sebelum tidur. 

Tenggelam 

Pertolongan pertama pada korban yang tenggelam adalah: 

  • Baringkan tubuh korban dalam posisi telentang serta kepala menghadap ke belakang. 
  • Berikan nafas buatan dengan meniupkan udara nafas pada mulut korban.
  • Miringkan kepala korban dan buka mulut korban dengan jari tangan anda. 
  • Dalam posisi miring periksa denyut nadi korban pada bagian leher.
  • Periksa mata korban. 
  • Lakuan napas buatan yang kedua dengan menekan tulang rusuk dada bagian bawah berulang kali. 
  • Apabila napas korban sudah normal, ubah posisi terlentang menjadi telungkup kepala dimiringkan. 
  • Apabila PPPK yang anda lakukan belum juga berhasil, segara bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat. 

 

Referensi:

  • Abdurrahman, Cut Mutiah, dkk. 2022. Pertolongan Pertama pada Kegawatdaruratan di Sekolah. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.
  • Kusumasari, Herdhika Ayu Retno, dkk. 2023. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) dan Kasus Kegawatdaruratan. Bandung: CV. Media Sains Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com