KOMPAS.com - Istilah seni rupa pra-modern menunjukkan babakan sejarah di mana manifestasi karya seni rupa hadir sebelum zaman industri.
Perkembangan seni rupa dilihat dari rangkaian perubaahan, baik secara konseptual maupun bentuknya.
Sama seperti seni rupa pada umumnya, seni rupa pra-modern memiliki alirannya sendiri. Aliran-aliran seni rupa pra-modern adalah prativisme, naturalisme, realisme, dan dekoratif.
Baca juga: Pengertian dan Ciri-ciri Seni Rupa Modern
Berikut penjelasannya:
Prativisme adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, naif, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaan. Senimannya bebas dari belenggu profesionalisme, tradisi, teknik, dan latihan formal proses kreasi seni.
Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni.
Sehingga pelukis dengan aliran ini erat kaitannya dengan proporsi, anatomi, prespektif dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan obyek yang dilihat oleh mata.
Baca juga: Mengenal Perkembangan Seni Rupa Islam di Indonesia
Realisme merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Aliran ini muncul dibelahan dunia barat sekitar pertengahan abad ke-17. Intisari filosofinya menujukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai obyek penciptaan karya seni.
Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa kategori. Misalnya, realisme sosialis yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir dan pahit.
Seni rupa aliran dekoratif memiliki ciri-ciri bentuk berupa garis-garis atau berpila, ritmis, pewarnaan yang rata dan cenderung berfungsi untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat.
Baca juga: Peran dan Arti Warna dalam Seni Rupa
Referensi: