Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Model Psikoanalisis dalam Teori Perilaku Konsumen

Kompas.com - 25/07/2022, 10:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

Sumber Hubspot

KOMPAS.com - Model psikoanalisis dalam perilaku konsumen, berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh Sigmun Freud pada 1949.

Dalam teorinya, Freud menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi sejumlah faktor kepribadian yang timbul dari alam sadar dan alam bawah sadar manusia.

Apa itu model psikoanalisis?

Dilansir dari situs HubSpot, model psikoanalisis menjelaskan bahwa konsumen sebagai individu memiliki motif yang mengakar kuat, baik sadar maupun tidak.

Motif ini mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Adapun motif yang dimaksud ini bisa berupa rasa takut, keinginan, atau perasaan rindu.

Dengan demikian, sikap konsumen dalam melakukan pembelian sangat tergantung pada rangsangan pemasaran yang dibuat.

Menurut Putu Chris Susanto, dkk dalam buku Consumer Behavior: Essence, Position, and Strategy (2022), Freud selaku penggagas psikoanalisis, menyatakan bahwa perilaku manusia, termasuk sebagai konsumen, didasari oleh motivasi yang kompleks dari sumber internal dirinya.

Baca juga: Howard-Sheth Model dalam Teori Perilaku Konsumen

Dari perspektif pemasaran, psikoanalisis berasumsi bahwa konsumen dipengaruhi sejumlah faktor simbolis saat membeli suatu produk.

3 komponen pikiran manusia

Seperti yang telah dijelaskan di atas, faktor kepribadian manusia, baik dari alam sadar maupun tidak, berpengaruh pada perilaku konsumen.

Ternyata faktor tersebut dipengaruhi oleh tiga komponen pikiran manusia, yakni keinginan dasar (id), ego dan super-ego.

Id

Adalah dorongan awal yang disebut sebagai pikiran bawah sadar manusia.

Ego

Merupakan pikiran sadar yang beroperasi berdasarkan prinsip realitas, dan berkembang dari pikiran bawah sadar manusia.

Gabungan dari berbagai persepsi, pikiran, ingatan, serta perasaan akan membentuk pikiran bawah sadar manusia.

Baca juga: Nicosia Model dalam Teori Perilaku Konsumen

Super-ego

Komponen ini mengendalikan id (keinginan dasar), serta memengaruhi ego manusia. Super-ego membantu konsumen mempelajari nilai budaya serta norma masyarakat.

Super-ego juga membantu seseorang membedakan mana yang salah dan benar, serta membuat seseorang berusaha keras untuk mendapat hal yang diinginkannya sesuai standar sosial dan budaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com