Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Metodologi Auditing

Kompas.com - 23/05/2022, 18:00 WIB
Vera Oktaviani,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam buku Auditing (2021) oleh Sepbeariska Manurung dan kawan-kawan, auditing adalah suatu proses sistematis yang secara obyektif memperoleh dan mengevaluasi bukti mengenai penegasan dari tindakan atau kejadian ekonomi. 

Hal ini untuk mengukur tingkat kesesuaian antara penegasan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta mengkomunikasikannya pada pihak yang berkepentingan. 

Metodologi audit merupakan metode yang terdiri atas desain pengujian pengendalian siklus transaksi dan pengujian sustantif berbagai saldo akun signifikan.

Bisa dikatakan, di metodologi ini akan ada proses pengembangan, perancangan, dan pengolahan data transaksi sesuai desain yan dipilih. 

Baca juga: Audit dalam Lingkungan Sistem Informasi Komputer

Hubungan strategi audit awal dan siklus transaksi

Sebelum dilakukannya audit, auditor harus melakukan perencanaan strategi prosedur terlebih dahulu untuk menentukan desain yang tepat.

Auditor yang menemukan taksiran resiko pengendalian di tingkat maksimum maka memilih strategi substantif. Dengan pengujian substantif dalam taksiran resiko tersebut, rencana prosedur bisa lebh ekstensif. 

Akan tetapi, apabila taksiran resikonya di tingkat moderat atau rendah maka auditor harus memilih resiko pengendalian rendah.

Dengan taksiran resiko yang ada, perencanaan prosedur akan lebih ekstensif untuk mendapatkan pemahaman pengendalian intern dan auditor membatasi penggunaan pengujian substantif. 

Taksiran resiko atau strategi awal ini tidak diterapkan semuanya saat mengaudit, akan tetap umumnya digunakan sekelompok asersi yang dipengarui golongan transaksi di siklus transaksi tertentu.

Ada dua akun yang memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan yaitu pendapatan dan piutang usaha. Kedua akun tersebut termasuk ke dalam siklus pendapatan. 

Tingginya frekuensi ditentukan saldo pendapat hasil penjualan dan piutang sehingga terdapat asersi keberadaan atau keterjadian di akun pendapatan tersebut.

Oleh karena itu, auditor menentukan resiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi saldo akun pendapatan penjualan.

Baca juga: 4 Tahap-tahap Audit atas Laporan Keuangan

Berikut ini siklus transaksi, golongan transaksi, dan akun yang bersangkutan, yaitu: 

Siklus Golongan Transaksi Akun yang Bersangkutan
Pendapatan

Penjualan, Penerimaan kas,

adjustment penjualan

Piutang usaha
Pengeluaran Pembelian dan pengeluaran kas

Utang usaha, aktiva tetap,

aktiva tidak berwujud

Produksi Biaya produksi  Sediaan
Jasa Personel Gaji dan upah Gaji dan upah 
Investasi 

Investasi sementara dan jangka panjang

Investasi sementara dan janga panjang
Pembelanjaan

Utang jangka panjang dan 

ekuitas pemegang saham

Utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham

Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian 

Dikutip dari buku Handoit Auditing (2020) oleh Rosmaida Tambun, sebelum memulai pengujian pengendalian dalam audit, yang harus disiapkan terlebih dahulu adalah pemahaman dan pengetahuan mengenai model sistem informasi akuntansi yang digunakan.

Sangat tidak mungkin apabila seorang auditor maupun mahasiswa yang akan mencoba melakukan pengujian pengendalian tidak dibekali dengan pemahaman ilmu.

Berikut ini beberapa tahapan perancangan program audit pengujian pengendalian: 

Paham akan sistem informasi akuntansi pelaksanaan transaksi

Sebelum melakukan pengujian, yang perlu dipahami di sini adalah bagaimana entitas melaksanakan transaksi bisnis dan mengolah informasi transaksi bisnis yang dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi ini harus efektif agar identifikasi dan catatannya hanya berisi transaksi sah dalam periode kini. Dengan begitu, akan memberikan kepercayaan dan keyakinan aktiva serta kewajiban yang dicatat adalah kewajiban. 

Sistem informasi akuntansi yang dimaksud dicsini biasanya berasal dari sistem penjualan tunai perusahaan manufaktur dalam bentuk bagan alir. 

Baca juga: Kertas Kerja Audit: Jenis dan Tujuan

Kemungkinan salah saji potensial pelaksanaan transaksi

Dalam setiap desain transaksi bisnis selalu ada resiko bawaan seperti salah saji material. Oleh karena itu, auditor perlu pemahaman akan kemungkinan yang akan terjadi di setiap tahap yang akan dilaksanakan nantinya.

Aktivitas pengendalian diperlukan transaksi mencegah salah saji di setiap transaksi

Dalam melakukan pengendalian, perlu adanya mendeteksi dan mencegah salah saji. Aktivitas yang bisa dilakukan untuk mendeteksi dna mencegah, seperti pengendalian pengolahan informasi, pemisaham tugas, pengendalian fisik, dan review terhadap kinerja.

Salah saji yang biasanya dicantumkan dalam pengujian, seperti penerimaan order dari customer yang tidak sah, penerimaan kas karena barang yang diserahkan ke pembeli sebelum membayar, penyerahan barang karena barang yang diserahkan tidak sama dengan yang dipesan, dan pencatatan transaksi karena harga barang yang dicantumkan salah salam faktur penjualan tunai. 

Penentuan prosedur mendeteksi efektivitas pengendalian

Dilakukannya pendeteksian salah saji sebelum pengujian agar aktivitas pengendalian nantinya bisa efektif saat dijalankan.

Meskipun terdapat resiko bawaan setidaknya bisa mengurangi kemungkinan salah saji yang ada. Dalam prosedur mendeteksi harus memiliki bagan alir untuk sebagai dasar pendeteksian. 

Baca juga: Audit dan Auditor: Pengertian, Peran, dan Jenis

Penyusunan program audit pengujian transaksi 

Penyusunan pengujian pengendalian dikelompokkan menjadi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

Keberadaan dan keterjadian dilakukan dengan mengamati pemisahan fungsi dan pemilihan sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan pemeriksaan bukti pendukung. 

Kelengkapan dilakukan dengan memeriksa bukti penggunaan formulir faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaian dipertanggungjawabkan.

Penilaian dan alokasi dilakukan dengan memilih sampel transaksi penjualan dicatat dalam jurnal penjualan dan melakukan pemeriksaan.

Selain itu, dilakukan pula pemilihan sampel bukti setor bank, dan sampel rekonsiliasi bank yang dibuat bank oleh klien. 

Perancangan prodesur program audit 

Dalam perancangan prosedur ini dilakukan agar tujuan audit bisa tercapai. Perancangan prosedur audit ini dilakukan dengan lima tahapan sebagai berikut: 

Prosedur audit awal 

Proses awal yang dilakukan auditor adalah melakukan rekonsiliasi informasi akun yang akan dicantumkan di nerca dengan catatan akuntans yang mendukungnya.

Rekonsiliasi yang dilakukan, seperti mengusut saldo akun di neraca saldo, menghitung kembali saldo akun, review mutasi luar biasa, mengusut saldo awal di kertas kerja, mengusut posting pendebitan, dan melakukan rekonsiliasi akun kontrol. 

Baca juga: Bukti Audit: Pengertian, Kompetensi, dan Tipenya

Prosedur analitik 

Auditor memerlukan bantuan untuk memahami bisns klien dan bidang yang diperlukan audit agar lebih intensif. Di tahap ini auditor melakukan perhitungan ratio keuangan.

Auditor juga melakukan pembandingan seperti peristiwa transaksi tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, salah saji, dan fluktuasi acak. 

Pengujian terhadap transaksi rinci  

Auditor melakukan pendebitan dan pengkreditan akun yang bersangkutan. Kendala saldo akun juga ditentukan ketepatan pisah batasnya untuk mencatat transaksi yang berkaitan. 

Pengujian terhadap saldo akun rinci 

Asersi yang ada diuji kewajarannya dengan pengujian di saldo akun rinci. Pengujian ini dilakukan pada bukti pendukung pengusutan, pengamatan, dan inspeksi. 

Verifikasi penyajian dan pengungkapan 

Dalam tahap ini diperlukan pemahaman auditor tentang prinsip akuntansi berterima umum dengan akun yang bersangkutan. Penilaian kewajaran laporan keuangan dengan menggunakan kriteria pinsip akuntansi berterima umum. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jawaban dari Soal 'Makanan Mengandung Energi Berupa'

Jawaban dari Soal "Makanan Mengandung Energi Berupa"

Skola
6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

6 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Energi Alternatif

Skola
Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Teori Pengurangan Ketidakpastian: Asumsi dan Contohnya

Skola
Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Asumsi Teori Interaksi Simbolik dan Contohnya

Skola
El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

El Nino: Pengertian dan Penyebabnya

Skola
Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Majas Simile: Pengertian dan Contohnya

Skola
3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

3 Wujud Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com