Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Albedo: Pengertian, Contoh, dan Rata-rata Albedo Bumi

Kompas.com - 18/05/2022, 16:17 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com – Permukaan bumi bermacam-macam, terdiri dari gurun pasir, lapisan salju dan es, dan berbagai macam tanah. Tiap jenis permukaan memiliki albedonya masing-masing. Apakah yang dimaksud dengan albedo?

Pengertian albedo

Dilansir dari Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences, albedo adalah rasio radiasi matahari yang dipantulkan oleh permukaan terhadap total radiasi matahari yang masuk.

Albedo biasanya dinyatakan dalam bentuk rasio, sehingga disebut dengan rasio albedo.

Tidak semua sinar matahari diserap, sinar matahari dapat dipantulkan sesuai dengan jenis permukaan yang disinarinya.

Sehingga sebagaimana dilansir dari My NASA Data, albedo adalah fraksi cahaya yang dipantulkan.

Baca juga: Apa Itu Bintang? Asal dan Variasinya

Setiap permukaan memiliki albedo yang berbeda

Seperti yang disebutkan sebelumnya, albedo dinyatakan dengan rasio perbandingan dengan nilai nol hingga satu. Makin tinggi nilai albedo suatu permukaan, maka makin banyak sinar matahari yang dipantulkan permukaan tersebut.

Sebaliknya, makin rendah nilai albedo maka makin sedikit sinar matahari yang dipantulkan. Artinya, lebih banyak sinar matahari yang diserap oleh permukaan dengan albedo rendah.

Albedo suatu permukaan memengaruhi penyerapan panas. Makin tinggi albedonya, maka makin banyak panas matahari yang diserap oleh permukaan tersebut.

Sebaliknya, makin rendah albedonya maka makin sedikit panas matahari yang diserap oleh permukaan tersebut.

Baca juga: Sifat-sifat Cahaya dan Contohnya

Contoh albedo permukaan

Albedo yang paling besar adalah salju atau lapisan es. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, salju memiliki albedo hampir 1. Artinya, salju memantulkan sebagian besar sinar matahari yang mengenainya.

Banyaknya pemantulan membuat salju terlihat cerah ketika disinari matahari. Karena, banyak sinar matahari yang masuk ke mata pengamat. Pemantulan yang besar juga membuat salju hanya menyerap sedikit radiasi matahari.

Adapun, contoh permukaan dengan albedo rendah adalah arang. Arang memiliki albedo sebesar 0,04. Artinya, sebagian besar sinar matahari diserap dan hanya sejumlah kecil yang dipantulkan oleh arang.

Sedikitnya pemantulan ini, membuat arang menerima lebih banyak panas dan juga tidak terlihat cerah seperti halnya salju.

Baca juga: Terbuat dari Salju, Mengapa Rumah Igloo Bisa Tetap Hangat?

Dari contoh di atas, kita dapat melihat suatu hubungan. Bahwa, permukaan dengan warna yang lebih terang memiliki albedo yang lebih tinggi. Sedangkan, permukaan dengan warna yang lebih gelap memiliki albedo yang rendah.

Albedo rata-rata bumi

Albedo rata-rata bumi dapat dihitung untuk memperkirakan panas yang diterima. Dilansir dari NASA Earth Observatory, rata-rata albedo bumi menurut perhitungan satelit sejak tahun 1970 adalah 0,30.

Albedo rata-rata bumi dapat naik ataupun turun, bergantung pada keberadaan lapisan es atau salju. Jika bumi ditutupi lapisan es, albedo rata-ratanya akan naik menjadi 0,84. Artinya, sebagian besar sinar matahari akan dipantulkan.

Namun, pemanasan global membuat banyak es mencair dan mengurangi permukaan dengan albedo tinggi. Dampaknya, albedo rata-rata bumi menurun.

Sehingga, hanya sedikit sinar matahari yang dipantulkan dan bumi menerima lebih banyak panas. Hal tersebut kemudian akan mendorong kecepatan pemanasan global.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com