KOMPAS.com – Terumbu karang dapat dikatakan sebagai hutan hujan tropisnya laut, karena terumbu karang merupakan salah satu ekosistem paling beragam di bumi yang termasuk produktif.
Terumbu karang menjadi rumah bagi banyak binatang laut, seperti ikan, udang-udangan (crustacea), rumput laut, reptilia.
Dilansir dari NOAA’s National Ocean Service, meskipun memiliki peran penting dalam ekosistem laut, keberadaan terumbu karang masih dapat terancam karena beberapa sebab, baik dalam skala lokal maupun luas.
Dalam skala lokal, ancaman terhadap terumbu karang disebabkan oleh penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan, sehingga terumbu karang ikut hancur.
Dalam skala luas, coral bleaching atau pemutihan karang menjadi ancaman utama. Meningkatnya suhu perairan akibat pemanasal global menjadi pemicu utama terjadinya coral bleaching.
Coral bleaching adalah proses di mana warna karang berubah menjadi putih, karena mengalami stres akibat peningkatan suhu sebab lain. Saat mengalami stres karang mengusir alga yang hidup di jaringan tubuhnya.
Warna-warna pada karang bersumber dari alga. Hilangnya alga dari tubuh karang, maka warna pada karang juga menghilang. Warna putih yang terbentuk bersumber dari rangka kapur yang terdapat pada karang.
Coral bleaching membuat karang menjadi rentan terhadap penyakit, menghambat pertumbuhan reproduksi, hingga menyebabkan kematian pada karang, sehingga berpengaruh pada ekosistem laut.
Baca juga: Bagaimana Coral Bleaching Dapat Terjadi?
Disadur dari Reef Resilience Network, beberapa dampak coral bleaching, sebagai berikut:
Dampak yang ditimbulkan dari pemutihan karang secara ekologi, yaitu:
Tidak hanya organisme laut, manusia juga bergantung pada ekosistem terumbu karang. Dampak secara sosial-ekonomi yang ditimbulkan oleh pemutihan karang, yaitu:
Adanya terumbu karang akan membantu mengurangi energi ombak sebelum sampai di garis pantai. Pemutihan karang menghambat pertumbuhan terumbu karang.
Kawasan terumbu karang yang tidak besar kurang dapat melindungi pantai dari ombak, sehingga kerusakan pada garis pantai meningkat.
Matinya terumbu karang akibat pemutihan karang, berakibat pada keberadaan organisme di kawasan tersebut. Hasil tangkapan nelayan berupa ikan karang, udang-udangan, gurita, sebagainya, akan berkurang, sehingga pendapatan ikut berkurang.
Terumbu karang memiliki daya tarik untuk pariwisata karena bentuk warnanya yang beragam. Kehidupan organisme laut yang tinggal di terumbu karang juga menjadi daya tarik tersendiri.
Terjadinya coral bleaching, menghilangkan daya tarik tersebut. Karang menjadi berwarna putih. Hiruk pikuk kehidupan pada terumbu karang menghilang. Pendapatan masyarakat lokal yang berasal dari pariwisata terumbu karang juga ikut menghilang.
Baca juga: 8 Jenis Bioma Akuatik, Mulai dari Danau hingga Terumbu Karang
Dikutip dari buku Pengelolaan Terumbu Karang yang Telah Memutih Rusak Kritis (2000) karya Westmacott dan kawan-kawan, tindakan penyelamatan pengelolaan yang dapat dilakukan, antara lain: