Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latar Belakang dan Isi Perjanjian Renville

Kompas.com - 12/04/2022, 07:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Perjanjian Renville merupakan salah satu upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Perundingan ini dilakukan pada 17 Januari 1948. Nama 'Renville' diambil dari lokasi pelaksanaan perundingannya, yakni Kapal Amerika Serikat Renville yang sedang bersandar di Pelabuhan Jakarta.

Latar belakang perjanjian Renville

Dilansir dari situs Encyclopaedia Britannica, perundingan Renville adalah perjanjian antara Belanda dan Indonesia.

Perundingan Renville dibuat karena Belanda dan Indonesia masih terus berkonflik. Sebelumnya, kedua negara ini telah berunding dan menyusun sejumlah kesepakatan dalam Perjanjian Linggarjati, pada 1946.

Namun, Perjanjian Linggarjati belum mampu menyelesaikan pertikaian antara Indonesia dan Belanda. Sebab kedua negara saling menuduh bahwa pihak lainnya telah melanggar kesepakatan.

Kemudian Belanda melanjutkan operasi militernya ke Jawa dan Madura yang merupakan wilayah RIS (Republik Indonesia Serikat).

Baca juga: Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda

Indonesia berupaya menanganinya dengan meminta pertolongan internasional.

Pada saat itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menawarkan proses mediasi yang berujung pada pembentukan Good Offices Committee (GOC), terdiri atas:

  1. Australia yang dipilih Indonesia
  2. Belgia ditunjuk Belanda
  3. Amerika Serikat dipilih berdasarkan keinginan Indonesia dan Belanda.

Setelah itu, Amerika Serikat mempertemukan Indonesia dan Belanda di kapal perang Renville. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin, dan Belanda oleh Gubernur Jenderal Van Mook.

Isi Perjanjian Renville

Sebutkan 5 isi Perundingan Renville!

Dikutip dari buku Peristiwa 3 Juli 1946 (2009) oleh M. Yuanda Zara, lima isi Perundingan Renville adalah:

  1. Pembentukan dengan segera Republik Indonesia Serikat (RIS).
  2. Belanda tetap berdaulat atas seluruh Indonesia, sebelum RIS terbentuk.
  3. Republik Indonesia merupakan negara bagian dalam RIS.
  4. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda, dipimpin oleh Raja Belanda.
  5. Akan diadakan plebisit atau pemungutan suara, guna menentukan kedudukan politik rakyat Indonesia dalam RIS, serta pemilihan umum untuk pembentukan Dewan Konstituante RIS.

Baca juga: Perjanjian Linggarjati: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Selain itu, isi Perjanjian Renville juga membahas tiga wilayah Indonesia yang diakui Belanda, meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.

Perundingan ini juga menjelaskan bahwa tentara Indonesia ditarik mundur dari daerah Kekuasaan Belanda, yakni Jawa Barat dan Jawa Timur.

Sementara itu, kekuasaan antara Indonesia dan Belanda dipisahkan oleh garis demarkasi yang disebut Garis Van Mook.

Bagi pihak Indonesia, isi Perundingan Renville dianggap jauh lebih buruk dan merugikan dibanding Perjanjian Linggarjati.

Salah satu efek yang paling dirasakan Indonesia adalah keharusan tentaranya untuk pindah dari wilayah yang telah dikuasai sebelumnya.

Ribuan tentara dari Divisi Siliwangi di Jawa Barat berbondong-bondong pindah ke Jawa Tengah demi mematuhi isi Perundingan Renville.

Baca juga: Perjanjian Renville: Latar Belakang, Isi, dan Kerugian bagi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com