KOMPAS.com - Setiap orang pasti memiliki impian dan harapan, namun belum tentu semua itu dapat terwujud dengan mudah.
Banyak sekali cobaan dan rintangan tak terduga yang harus dilalui dan membuat seseorang menjadi patah semangat atau kecewa.
Rasa kecewa atau tidak bahagia menjadi hal yang wajar kita rasakan. Namun, jangan jadikan hal tersebut untuk mematahkan semangat hidup.
Kita dapat mengubah rasa kecewa dengan salah satu prinsip kehidupan, yaitu filosofi stoikisme.
Dikutip dari Stanford Edu, kata stoikisme berasal dari kata stoa poikilê. Di mana nama ini diambil dari teras di Agora di Athena yang dihiasi dengan lukisan mural.
Stoikisme adalah salah satu aliran filsafat yang memiliki pandangan hidup bahwa manusia harus mampu mengontrol emosi dirinya sendiri untuk dapat mensyukuri apa pun yang telah terjadi.
Stoikisme menekankan prinsip bahwa manusia adalah makhluk yang irrasional dan sangat mudah dipengaruhi oleh emosi, dan melupakan hal positif yang telah ia alami.
Baca juga: Asumsi Teori Dialektika Relasional
Oleh karena itulah, banyaknya filsuf stoik yang menekankan bahwa:
"Kehidupan yang baik adalah ketika kita tidak membiarkan hal buruk yang telah terjadi kepada kita untuk memengaruhi diri kita."
Dalam filosofi ini, apa pun yang terjadi oleh manusia adalah bersifat netral. Tidal ada hal negatif atau positif. Sesuatu hal menjadi baik atau buruk tergantung dari interpretasi kita terhadap hal itu.
Bagi filsuf stoikisme, kebahagiaan bukan untuk dikejar. Mereka fokus bagaimana cara mengurangi emosi negatif.
Beberapa konsep yang ditawarkan oleh para filsuf untuk mencapai kebahagiaan, yaitu:
Baca juga: Ethos, Logos, dan Pathos dalam Teori Retorika Aristoteles
Untuk mengurangi rasa kecewa atau ketakutan, dapat dlilakukan dengan membentuk pola pikir stoikisme. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, beberapa cara di antaranya, yaitu:
Hidup dengan menerapkan ilmu stoikisme artinya harus siap dengan sebuah pandangan bahwa sejatinya hidup itu tidak selalu senang dan nyaman.
Mengenal diri sendiri, sejauh mana kemampuannya. Mempesiapkan diri sendiri untuk terus berdamai dan menerima emosi-enmosi yang datang. Serta memiliki rasa sabar setiap menghadapi masalah yang ada.