KOMPAS.com – Otoritarianisme dapat disebut juga paham politik otoriter. Dikutip dari buku Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia (2007), Baskara Wardaya menjelaskan bahwa otoritarianisme adalah bentuk pemerintahan yang bercirikan penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat kebebasan individu.
Dikutip dari Britannica, otoritarianisme merupakan kepatuhan buta terhadap otoritas, sebagai lawan dari kebebasan berpikir dan bertindak individu.
Baca juga: Pengertian Sistem Politik
Menurut Theodore M. Vestal dalam buku Ethiopia: A Post-Cold War African State (1999), otoritarianisme mempunyai enam ciri-ciri, yakni:
Contohnya, Uni Soviet yang kekuasaannya terpusat di Moskow tepatnya di Kremlin dan menjadi ibu kota negara.
Beberapa prinsip tersebut yaitu:
Contohnya semua aturan yang ada di Korea Utara disusun oleh pemimpin tertingginya, saat ini Kim Jong-Un. Pengawasan birokrasi pun sangat ketat oleh petinggi negara.
Baca juga: Kenapa Korea Terbagi Menjadi Utara dan Selatan?
Contohnya, Kim Jong-Un yang memimpin Korea Utara menunjuk sendiri sebagai pemimpin tertinggi di negaranya menggantikan ayahnya Kim Jong-Il yang meninggal.
Contohnya, di Korea Utara tidak terdapat ruang untuk oposisi bersuara. Bila terdapat oposisi atau pihak yang mengkritik pemerintahan Kim Jong-Un, nyawanya akan terancam.
Otoritarianisme melemahkan masyarakat sipil dengan beberapa aturan, seperti:
Contohnya, saat sebelum Perang Dunia 2 hingga Perang Dunia 2 berakhir, Jerman hanya memiliki satu Partai. Partai tersebut yaitu Partai Nazi.
Baca juga: Faktor Penyebab Pemerintahan Tidak Transparan
Stabilitas politik dipertahankan oleh:
Contohnya, Joseph Stalin pada masa kepemimpinannya memegang kendali penuh atas militer negaranya. Militer dijadikan kontrol sosial bahkan hingga ke tingkat paling rendah di tatanan administrasi di negaranya tersebut.
Sedangkan penciptaan kesetiaan melalui berbagai cara sosialisasi terjadi di Korea Utara. Di mana televisi dan radio dipenuhi propaganda untuk meningkatkan kesetiaan warganya kepada negara dan juga meningkatkan citra Kim Jong-Un sendiri.
Baca juga: Bagaimana Proses Komunikasi Politik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.