Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hukum Tarik-menarik: Pengertian dan Prosesnya

Kompas.com - 09/03/2022, 19:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hukum tarik-menarik adalah hukum di mana manusia menginginkan atau tidak menginginkan sesuatu. Dalam bahasa Inggris, hukum ini disebut dengan law of attraction atau hukum ketertarikan.

Eddie Mullins pada karyanya yang berjudul The Process of the Law of Attraction and The Third Law, Law of Allowing (2008), mengatakan bahwa hukum tarik menarik merupakan salah satu konsep yang digunakan untuk menghubungkan ilmu fisik, psikologi, dan spiritual.

Baca juga: Psikologi Komunikasi: Pengertian dan Penggunaannya

Hukum ini juga dapat disebut juga dengan hukum aksi dan reaksi yang juga merupakan hukum alam.

Dilansir dari buku Kunci Menuju Kebahagiaan Sejati (2008) karya Jack Canfield dan D. D. Watkins, beranggapan bahwa hukum tarik menarik adalah hukum yang paling kuat bekerja di alam semesta.

Dipercayai atau tidak, hukum ini selalu bekerja secara otomatis seperti gravitasi bumi

Baca juga: 4 Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi Menurut Fisher

Pengertian hukum tarik-menarik

Berikut beberapa pengertian hukum tarik-menarik menurut para ahli: 

  • Ahmad Rifa’i 

Menurut Ahmad Rifa’i dari bukunya Man Shabara Zhafira (2015), hukum tarik-menarik menyatakan bahwa seseorang menarik segala apa yang dipikir dan rasakan.

Tanpa terkecuali, apa pun yang difokuskan untuk dipikirkan dan dirasakan, itulah yang akan ditarik hadir ke dalam kehidupannya di waktu mendatang. Tanpa peduli hal tersebut negatif atau positif, besar atau kecil.

  • Lisa Nichols

Lisa Nichols di dalam buku The Secret (2006) karya Rhonda Byrne, menjelaskan bahwa hukum tarik-menarik menganggap sesuatu yang diinginkan dan dihindari mendapat daya tarik yang sama.

Baca juga: Frame of Reference dalam Komunikasi

Hukum ini juga tidak menganggap adanya kata ‘tidak’, ‘jangan’, dan kata penolakan lainnya. Sehingga ketika walaupun seseorang mengatakan ‘tidak ingin’, maka hukum tarik-menarik akan menganggap ‘ingin’.

  • Ricard Macdonald

Dikutip dari buku The Seven Habits of Highly Ineffective People (2007), Ricard Macdonald beranggapan bahwa kata ‘tidak’ sangat negatif, sedangkan kata ‘ya’ amat positif, menegaskan, memberdayakan, menenangkan, dan berwibawa.

Baca juga: Contoh Proses Komunikasi Secara Primer dan Sekunder

Proses terjadinya hukum tarik-menarik

Menurut Rhonda Byrne, terdapat tiga proses terjadinya hukum tarik menarik. Proses tersebut yaitu:

  • Ask (meminta)

Seseorang menentukan dengan jelas apa yang benar-benar diinginkannya. Hal ini menyatakan bahwa semesta menerima permintaan tersebut.

  • Believe (percaya)

Seseorang berkeyakinan penuh dengan apa yang diinginkannya. Semakin seseorang teguh atas keyakinannya tersebut, maka respons semesta akan semakin kuat.

  • Receive (menerima)

Seseorang menerima kejadian-kejadian yang dialami dalam penyelarasan perasaan dan keinginan. Semesta akan mengarahkan kejadian-kejadian tersebut menuju hal tersebut.

Baca juga: Karakteristik Komunikasi Interpersonal (Antarpribadi)

Contoh nyata dalam hukum tarik-menarik ini seperti anda awalanya tidak berniat untuk membeli barang, tetapi alam semesta memberikan jalan yang akhirnya anda harus membeli barang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com