Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Titik dan Koma yang Benar

Kompas.com - 24/12/2020, 20:14 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanda baca adalah hal yang sangat penting dalam bahasa Indonesia ragam tulis. Bila salah menggunakan tanda baca, maka akan mengganggu keseluruhan satuan kebahaasaan.

Tnda baca yang paling sering kita temui dalam tulisan ialah titik dan koma. Berikut penggunaan titik dan koma yang benar.

Titik

Titik merupakan tanda baca berupa noktah yang digambarkan dengan simbol (.). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) mengatur penggunaan tanda titik sebagai berikut:

1. Tanda titik dipakai sebagai akhir dari kalimat pernyataan. Contohnya:

Saya makan nasi pecel.
Kami sampai di Bekasi.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf. Penggunaan ini biasanya terdapat pada bagan, ikhtisar, atau daftar. Contohnya:

I. Makna Kata
a. Leksikal
b. Gramatikal

Ada pengecualian untuk penggunaan tanda titik pada penomoran, yaitu:

  • Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung. Contohnya: 1) mengembangkan kemampuan kognitif atau a) pakai masker
  • Tanda titik tidak dipakai pada penomoran yang lebih dari satu angka atau huruf. Penomoran semacam ini biasa ada dalam penomoran digital. Contohnya: 3d, 24E, RI1, AE 3416 TE dan sejenisnya.
  • Tanda titik tidak dipakai di belakang angka terakhir pada penomoran deret. Contohnya: I.I Latar Belakang atau 3.1 Psikologi Pengarang

Baca juga: Perbedaan Titik Dua dan Titik Koma

3. Tanda titik dipakai untuk memberi tanda dan memisahkan angka yang menandakan jam, menit, dan detik. Tanda titik juga dipakai sebagai penanda waktu atau jangka waktu. Contohnya:

Pukul 13.30 (pukul 13 lewat 30 menit atau setengah dua siang)
01.05.30 (1 jam, lima menit, 30 detik)

4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka. Tanda ini dipakai untuk memisahkan nama penulis, tahun, judul, dan tempat terbit. Contohnya:

Sugono, Dendy. 2019. Sintaksis Bahasa Indonesia: Pelepasan Subjek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Benedanto, Pax dan Marcus. 2002. Kesusastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia (Jilid I). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

5. Tanda titik dipakai dalam bilangan ribuan atau kelipatannya. Tanda ini berguna untuk memisahkan atau memberi tanda pada jumlah angka yang banyak. Contonya:

Pak Fajar membayar lunas sisa hutangnyansebesar Rp 17.000.000,00.
Tsunami melahap sedikitnya 11.000 korban jiwa.

Ada pengecualian untuk penggunaan tanda titik pada pemisahan bilangan, yaitu:

  • Tanda titik tidak dipakai bilangan yang tidak menunjukkan jumlah. Contohnya: Aku lahir pada tahun 1999 atau Hubungi kami di nomor 08122937492
  • Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul atau sub judul. Contohnya: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 atau Gambar 4 Termometer
  • Tanda titik tidak dipakai di akhir alamat dalam surat dan tanggal surat. Contohnya: Surakarta, 27 Desember 2020 atau

Kepada Pengurus Kantor Cabang PT. Indah Sejahtera
Jalan Margobawero No. 23
Mojokerto

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com