Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lompat Tinggi: Pengertian dan Sejarahnya

Kompas.com - 15/10/2020, 12:15 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Ari Welianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Lompat tinggi merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang sering dilombakan di setiap event olahraga.

Pada lompat tinggi sang atlet berlari dan harus melakukan lompatan setinggi-tingginya dengan lewati sebuah rintangan.   

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian lompat tinggi mengacu pada pengertian loncat tinggi.

Loncat tinggi adalah aktivitas yang dilakukan dengan meloncat ke atas, bertujuan untuk mencapai ketinggian tertentu, dengan menggunakan satu kaki sebagai pijakannya.

Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015), lompat tinggi atau yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai high jump adalah salah satu cabang olahraga atletik yang dilakukan dengan berlari serta melompat untuk mencapai ketinggian tertentu.

Baca juga: Lompat Jauh: Sejarah dan Peraturannya

Umumnya olahraga lompat tinggi dilakukan di sebuah lintasan yang berbentuk setengah lingkaran. 

Sang atlet mengharuskan untuk berlari sejauh 49,21 kaki atau sekitar 15 meter dari sudut 180 derajat dari titik lompatan sebelum melakukan loncatan.

Sejarah Lompat Tinggi

Dilansir dari situs World Athletics, olahraga lompat tinggi mulai meraih popularitasnya pada abad ke-19, sejak diadakannya kompetisi lompat tinggi di Skotlandia. Waktu itu dengan ketinggian 1,68 meter. 

Pada 1896, lompat tinggi mulai dikompetisikan di Olympics GamesEastern Cut-off, Western Roll, dan Straddle merupakan tiga gaya lompatan yang paling sering digunakan oleh para atlet dunia saat perlombaan.

Menurut situs Greatest Sporting Nation, pada abad ke-19, para atlet lompat tinggi menggunakan scissors technique atau teknik gunting dalam melakukan lompatan.

Baca juga: Gerak Spesifik Lompat Jauh

Teknik ini dilakukan dengan mengangkat serta melempar salah satu kaki untuk melewati tiang mistar, kemudian diikuti kaki satunya. 

Mulai abad ke-20, scissors technique masih digunakan, namun diperhalus dengan mengangkat serta melempar punggung agar bisa melewati tiang mistar.

Teknik tersebut lebih dikenal dengan sebutan eastern cut-off yang dipopulerkan oleh M.F. Sweeney.

Teknik selanjutnya adalah western roll yang diperkenalkan oleh M.F. Horine. Teknik ini diklaim lebih efisien dibanding teknik sebelumnya.

Teknik ini dilakukan dengan salah satu kaki dijadikan pijakan untuk melompat, kemudian kaki satunya diarahkan untuk membantu tubuh melewati tiang mistar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com