Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lompat Tinggi: Pengertian dan Sejarahnya

Pada lompat tinggi sang atlet berlari dan harus melakukan lompatan setinggi-tingginya dengan lewati sebuah rintangan.   

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian lompat tinggi mengacu pada pengertian loncat tinggi.

Loncat tinggi adalah aktivitas yang dilakukan dengan meloncat ke atas, bertujuan untuk mencapai ketinggian tertentu, dengan menggunakan satu kaki sebagai pijakannya.

Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015), lompat tinggi atau yang dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai high jump adalah salah satu cabang olahraga atletik yang dilakukan dengan berlari serta melompat untuk mencapai ketinggian tertentu.

Umumnya olahraga lompat tinggi dilakukan di sebuah lintasan yang berbentuk setengah lingkaran. 

Sang atlet mengharuskan untuk berlari sejauh 49,21 kaki atau sekitar 15 meter dari sudut 180 derajat dari titik lompatan sebelum melakukan loncatan.

Sejarah Lompat Tinggi

Dilansir dari situs World Athletics, olahraga lompat tinggi mulai meraih popularitasnya pada abad ke-19, sejak diadakannya kompetisi lompat tinggi di Skotlandia. Waktu itu dengan ketinggian 1,68 meter. 

Pada 1896, lompat tinggi mulai dikompetisikan di Olympics Games. Eastern Cut-off, Western Roll, dan Straddle merupakan tiga gaya lompatan yang paling sering digunakan oleh para atlet dunia saat perlombaan.

Menurut situs Greatest Sporting Nation, pada abad ke-19, para atlet lompat tinggi menggunakan scissors technique atau teknik gunting dalam melakukan lompatan.

Teknik ini dilakukan dengan mengangkat serta melempar salah satu kaki untuk melewati tiang mistar, kemudian diikuti kaki satunya. 

Mulai abad ke-20, scissors technique masih digunakan, namun diperhalus dengan mengangkat serta melempar punggung agar bisa melewati tiang mistar.

Teknik tersebut lebih dikenal dengan sebutan eastern cut-off yang dipopulerkan oleh M.F. Sweeney.

Teknik selanjutnya adalah western roll yang diperkenalkan oleh M.F. Horine. Teknik ini diklaim lebih efisien dibanding teknik sebelumnya.

Teknik ini dilakukan dengan salah satu kaki dijadikan pijakan untuk melompat, kemudian kaki satunya diarahkan untuk membantu tubuh melewati tiang mistar.

Western roll technique sering digunakan oleh para atlet pada Olimpiade Berlin tahun 1936. Olimpiade tersebut dimenangkan oleh Cornelius Johnson, pada tingkat ketinggian 2,03 meter.

Teknik straddle diperkenalkan oleh para pelompat dari Amerika Serikat dan Rusia. 

Teknik tersebut kurang lebih hampir sama dengan western roll technique, hanya saja perbedaannya terletak pada putaran tubuh bagian bawah ketika melewati tiang mistar.

Berbagai atlet lompat tinggi di dunia berhasil memecahkan rekor dengan menggunakan teknik straddle ketika melakukan lompatan. Contohnya adalah Charles Dumas, John Thomas serta Valeriy Brumel.

Dick Fosbury adalah satu inovator dari Oregon State University, yang menciptakan fosbury technique.

Teknik ini mengharuskan bagian kepala serta bahu untuk melewati tiang mistar terlebih dahulu.

Tidak hanya itu, Dick Fosbury juga memperkenalkan area pendaratan yang lebih aman, yakni dengan menggunakan busa.

Dick Fosbury berhasil meraih medali emas pada 1968, dengan menggunakan fosbury technique pada lompatannya.

Salah satu rekor dunia untuk olahraga lompat tinggi diraih oleh Vladimir Yashchenko yang berhasil melompat setinggi 2,35 meter, pada 1978.

Saat ini, mayoritas atlet lompat tinggi di dunia lebih sering menggunakan fosbury technique atau fosbury flop.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/15/121500069/lompat-tinggi--pengertian-dan-sejarahnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke