Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Meletusnya Gunung Berapi

Kompas.com - 29/04/2020, 09:39 WIB
Serafica Gischa

Penulis

 

KOMPAS.com- Satu hal yang harus diketahui bahwa di dalam perut bumi ada lapisan magma yang disebut dapur magma.

Magma adalah batuan berbentuk cair yang terdiri dari larutan silika yang bersuhu tinggi. Suhu ini bisa mencapai 1.000 derajat selsius.

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, suhu yang sangat panas di dalam perut bumi tersebut akan memuat tekanan udara menjadi sangat besar. Jika tekanan udara di perut bumi sudah sangat besar, maka isi dari perut bumi akan keluar.

Keluarnya magma dan letusan gunung berapi menjadi salah satu mekanisme alamiah bumi.

Hal ini terjadi untuk menjaga keseimbangan perut bumi agar tetap sehat.

Isi perut bumi atau magma disebut lava dengan suhu mencapai 700-1200 derajat selsius. Ketika lava masih encer, akan mengalir turun bersama dengan air sungai.

Baca juga: Erupsi Gunung Berapi di Indonesia

Sedangkan lava yang lebih kental akan segera membeku setelah keluar dari perut bumi.

Gunung Merapi di Jawa Tengah mengalami erupsi dan memuntahkan asap dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter dari puncak pada Jumat (27/3/2020). ANTARA/HO/BPPTKG/pri.antaranews Gunung Merapi di Jawa Tengah mengalami erupsi dan memuntahkan asap dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter dari puncak pada Jumat (27/3/2020). ANTARA/HO/BPPTKG/pri.

Itu sebabnya kita sering melihat bebatuan di sekitar gunung. Bebatuan itu adalah lava yang sudah membeku.

Selain lava, gunung berapi yang meletus juga mengeluarkan awan dan abu panas.

Letusan gunung berapi akan mengeluarkan asap yang bergulung. Gulungan awan ini sangat panas, serta memuat bebatuan dan material vulkanik padat dengan suhu mencapai 600 derajat selsius.

Sedangkan abu yang keluar dari perut bumi ini adalah serpihan yang sangat halus dan ringan. Namun suhunya sangat panas.

Baca juga: Mengapa Kita Tidak Boleh Mendekat ketika Awan Panas Menyembur dari Gunung Api?

Abu ini akan terbawa dengan angin karena sangat kecil dan ringan. Abu ini bisa bergerak ke segala arah debgan jarak puluhan hingga ratusan kilometer dari pusat letusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com