KOMPAS.com - Turki adalah negara kawasan Timur Tengah yang terletak antara benua Asia dan Eropa.
Di abad ke-14, Turki dan Islam merupakan peradaban paling maju di dunia.
Saat itu, Kekaisaran Turki Usmani (Ottoman) menguasai Asia Tengah hingga Eropa. Bagaimana Turki bisa menjadi kekaisaran terbesar pada masanya?
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), kekaisaran Turki Usmani dibangun di abad ke-12.
Pendiri kerajaan Turki Ssmani adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri China.
Di abad ke-12, suku Qayi dari keturunan Oghuz lari dari serangan tentara Mongol yang dipimpin Genghis Khan.
Baca juga: Genghis Khan Jaya berkat Cuaca
Mereka kemudian mengembara ke Iran. Dari Iran, mereka pindah ke Asia Kecil atau Anatolia yang kelak menjadi negara Turki.
Anatolia tadinya berada di bawah Kesultanan Rum. Namun setelah Dinasti Seljuk membubarkan Kesultanan Rum, Anatolia terpecah menjadi beberapa negara.
Salah satu anggota suku Kayi yang pindah ke Anatolia adalah Usman (1258-1326), putra Sulaiman dan cucu Erthogul.
Usman memimpin pasukan tentara muslim Turki yang disebut ghazi. Di bawah Usman, para Ghazi memerangi tentara Mongol yang menyerang Anatolia dan tentara Seljuk pada 1293.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Mustafa Kemal Ataturk, Pendiri Republik Turki
Seljuk terus berperang dengan Mongol dan akhirnya melemah. Tak lama setelah Dinasti Seljuk bubar, Usman memimpin kerajaan Islam yang kuat.
Kemunculan Usman dan tentaranya menarik banyak orang-orang di kawasan Timur Tengah. Mereka adalah keluarga dan suku yang berpindah-pindah dan tak punya pekerjaan.
Mereka kemudian mengikuti Usman untuk penghidupan tetap yang lebih baik. Mereka masuk Islam dan membantu Usman memperluas wilayahnya.
Usman berperang melawan tentara Byzantium yang berpusat di Konstatinopel yang kini menjadi Istanbul.