Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Minum Air Dingin Berbahaya bagi Kesehatan?

Kompas.com - 03/05/2024, 09:32 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah berjalan beberapa menit di bawah terik matahari, hal pertama yang ingin dilakukan banyak orang adalah meneguk segelas air dingin.

Namun, beberapa orang mengatakan untuk melakukan hal tersebut.

Baca juga: Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Memangnya kenapa, apakah minum air dingin berbahaya bagi kesehatan? Mari cari tahu bersama.

Air dingin berdampak pada pencernaan

Dikutip dari Science ABC, air dingin disebut dapat memperlambat pencernaan seseorang.

Fakta ini telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian.

Meskipun alasan pastinya belum dapat dikonfirmasi, ada satu penjelasan yang lebih penting, dan sebagian besar peneliti setuju.

Minum air dingin atau minuman dingin menurunkan suhu inti tubuh kita.

Hal ini mengakibatkan pembuluh darah kita menyempit. Oleh karena itu, tubuh perlu mengeluarkan energi untuk mengembalikan suhu inti ke normal.

Padahal, energi tersebut bisa dipakai untuk mencerna makanan.

Demikian pula, air atau minuman dingin memadatkan lemak yang kita konsumsi.

Oleh karena itu, mereka tidak dapat dipecah dengan mudah karena tubuh perlu mengeluarkan lebih banyak energi untuk melakukannya.

Pencernaan yang melambat bisa mengakibatkan alergi, sakit kepala, kelelahan, dan bahkan menurunkan kekuatan sistem kekebalan tubuh kita.

Baca juga: Benarkah Minum Air Dingin Bisa Menurunkan Berat Badan?

Air dingin memperparah migrain

Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi air dingin juga memperburuk sakit kepala dan migrain.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Peter Mattson di Departemen Neuroscience Rumah Sakit Universitas Swedia menemukan bahwa sejumlah besar wanita mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi air dingin.

Air dingin mengakibatkan sakit tenggorokan

Masalah lain yang sering terjadi akibat seringnya minum air dingin adalah penumpukan mukosa saluran pernapasan, yaitu lapisan pelindung saluran pernapasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com