Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ulat Bisa Hentikan Pendarahan dalam Hitungan Detik, Studi Ungkap

Kompas.com - 08/04/2024, 16:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Darah merupakan bahan yang luar biasa. Itu harus tetap cair di dalam pembuluh darah, namun membeku secepat mungkin di luar pembuluh darah untuk menghentikan pendarahan.

Mekanisme yang memungkinkan hal tersebut telah dipahamai dengan baik pada vertebrata.

Namun, jika itu terjadi pada serangga, beda lagi ceritanya.

Baca juga: Kupu-kupu dan Ulat Apakah Sama?

Hemolimfa, yang serupa dengan darah pada vertebrata memiliki komposisi yang berbeda.

Hemolimfa kekurangan sel darah merah, trombosit, dan memiliki sel mirip amuba yang disebut hemosit untuk pertahanan kekebalan tubuh.

Menariknya, hemolimfa ini bisa menggumpal dengan cepat di luar tubuh sehingga segera menghentikan pendarahan serangga.

Selama ini, hal tersebut masih menjadi teka-teki. Tetapi akhirnya, peneliti sekarang berhasil mengungkap mengapa itu bisa terjadi.

Penemuan ini pun juga memiliki potensi untuk diterapkan pada pengobatan manusia.

"Di sini kami menunjukkan bahwa ulat yang disebut cacing tanduk tembakau ini dapat menutup luka dengan cepat," papar Konstantin Kornev, seorang profesor di Departemen Ilmu dan Teknik Material di Clemson University.

Seperti dikutip dari Phys, Minggu (31/3/2024) ulat melakukannya dengan dua langkah.

Pertama, dalam beberapa detik, hemolimfanya yang tipis dan mirip air menjadi 'viskoelastik' atau berlendir yang membuat ulat menjadi berlendir pula.

Hemolimfa yang menetes itu akan tertarik kembali ke luka. Selanjutnya, hemosit berkumpula dan mulai dari permukaan luka bergerak ke atas hingga merangkul lapisan film hemolimfa yang akhirnya menjadi kerak yang menutup luka.

Pengamatan ini menunjukkan bahwa selama kira-kira lima detik pertama setelah mengalir, hemolimfa berperilaku mirip dengan air.

Baca juga: Momen Langka, Kupu-kupu Menyesap Cairan Ulat Terekam di Indonesia

Namun dalam 10 detik berikutnya, hemolimfa mengalami perubahan yang nyata, tidak pecah secara instan melainkan membentuk jembatan panjang di belakang hemolimfa keluar.

Biasanya, pendarahan berhenti total setelah 60 hingga 90 detik, setelah terbentuk kerak di atas luka.

“Mengubah hemolimfa menjadi cairan viskoelastik tampaknya membantu ulat dan kecoa menghentikan pendarahan, dengan menarik tetesan kembali ke luka dalam beberapa detik,” kata Kornev.

“Kami menyimpulkan bahwa hemolimfa mereka memiliki kemampuan luar biasa untuk mengubah sifat materialnya secara instan. Tidak seperti serangga dan laba-laba penghasil sutra, yang memiliki organ khusus untuk membuat serat, serangga ini dapat membuat filamen hemolimfa di lokasi mana pun setelah terluka,” tambahnya.

Penemuan ini pun membuka pintu bagi ilmuwan untuk merancang pengental darah manusia yang bekerja cepat. Peneliti pun berharap temuan bisa bermanfaat menyelesaikan problem tersebut dalam waktu dekat.

Baca juga: Dua Spesies Ulat Terakus di Dunia Dikawinkan, Apa Jadinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com