Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Lumba-lumba Air Tawar Terbesar yang Pernah Hidup di Bumi?

Kompas.com - 31/03/2024, 13:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembah Amazon pernah menjadi rumah bagi lumba-lumba air tawar yang panjangnya mencapai 3,5 meter.

Itu menjadikan mereka sebagai lumba-lumba sungai terbesar yang diketahui.

Baca juga: Bagaimana Cara Bayi Lumba-lumba Menyusu di Dalam Air?

Peneliti menemukan bukti keberadaan mamalia tersebut selama ekspedisi tahun 2018 di Peru.

Tim peneliti melihat fosil tengkorak hewan itu menyembul dari tanggul sungai dan langsung mengetahui merupakan fosil lumba-lumba.

Analisis mendalam memastikan bahwa tengkorak raksasa ini tidak seperti yang pernah ditemukan sebelumnya.

Peneliti menamai spesies baru ini Pebanista yacuruna.

Nama tersebut diberikan untuk menghormati mitos manusia air, Yacuruna yang diyakini menghuni kota-kota bawah laut di lembah Amazon.

Temuan fosil lumba-lumba

Mengutip New Scientist, Kamis (21/3/2024) fosil berumur 16 juta tahun itu digali di wilayah yang dulunya tertutup oleh sebuah danau yang sangat besar, hampir seperti lautan kecil di tengah hutan.

Berdasarkan ukuran rongga mata lumba-lumba purba yang kecil dan giginya yang besar, Aldo Benites-Palomino peneliti dari Universitas Zurich di Swiss, mungkin merupakan predator dengan penglihatan yang buruk.

Ia sangat bergantung pada ekolokasi untuk menemukan ikan.

“Kami tahu bahwa ia hidup di perairan yang sangat berlumpur karena ukuran matanya mulai mengecil,” kata Benites-Palomino.

Karena fosil tersebut ditemukan di lembah Amazon, para peneliti memperkirakan kerabat terdekatnya adalah lumba-lumba sungai Amazon modern.

Tapi ternyata peneliti menemukan P. yacuruna lebih dekat hubungannya dengan lumba-lumba sungai di Asia Selatan.

Baca juga: Apakah Lumba-lumba Termasuk Ikan?

Sepetti lumba-lumba sungai di Asia Selatan, P. yacuruna juga punya jambul di tengkoraknya yang meningkatkan kemampuan untuk melakukan ekolokasi.

P. yacuruna mungkin punah karena perubahan ekologi yang lebih luas.

“Sekitar 11 hingga 12 juta tahun yang lalu, sistem lahan basah raksasa ini mulai mengalami kekeringan, dan digantikan oleh Amazon modern. Banyak spesies menghilang pada saat itu, dan mungkin itulah nasib lumba-lumba raksasa ini berakhir," papar Benites-Palomino.

Temuan ini dipublikasikan di Science Advances.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com