Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2024, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Orang ekstrovert, umumnya, mendapatkan energi ketika berada di dekat orang lain, sedangkan orang yang introvert mendapatkan energi dari kesendirian.

Perlu diketahui bahwa kita berada pada skala antara introversi dan ekstroversi, dan tidak ada seorang pun yang hanya salah satunya.

Terkadang, kita bisa ramah dan banyak bicara, sehingga menunjukkan kepribadian yang lebih ekstrover, sementara di lain waktu, kita menjadi introvert dengan lebih reflektif dan pendiam.

Dalam penelitian yang menguji tingkat ekstroversi, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepribadian yang lebih introvert dengan kelelahan bersosialisasi. Namun, bukan berarti orang ekstrovert tidak pernah bosan berinteraksi sosial.

Baca juga: Mengapa Cuaca Panas Bikin Mudah Lelah dan Ngantuk?

Setiap orang akan merasa lelah setelah banyak bersosialisasi, namun batasnya bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Penelitian mengenai efek interaksi sosial yang melelahkan telah mengidentifikasi beberapa faktor umum yang membuat sosialisasi menjadi kegiatan yang melelahkan.

Jika seseorang berusaha keras untuk memberikan kesan yang baik saat bertemu banyak orang baru, kemungkinan besar ia akan merasa lelah setelahnya.

Artinya, kita bisa mengurangi efek melelahkan dari bersosialisasi dengan secara aktif mencari pertemuan yang membuat kita merasa nyaman, yang tidak melibatkan terlalu banyak orang baru, atau yang memberikan waktu istirahat selama percakapan yang panjang.

Untuk pulih dari kelelahan sosial, banyak orang memilih menyendiri. Hal ini dapat membantu jika bagian yang paling melelahkan dalam bersosialisasi adalah interaksi itu sendiri.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Tubuh Lemas dan Mudah Lelah, Energi Kembali Pulih

Namun, jika kecemasan sosial atau depresi adalah penyebab melelahkannya bergaul dengan orang lain, kesendirian berpotensi memperburuk masalah.

Emosi yang kita alami selama bersosialisasi diperkirakan juga dapat memengaruhi perasaan lelah tersebut. Jika kita harus menghabiskan waktu lama untuk menekan perasaan yang sebenarnya, atau menunjukkan emosi tertentu yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dirasakan, kita mungkin lebih rentan mengalami kelelahan emosional.

Misalnya, tugas 'melayani dengan senyuman' dapat membuat pelayan menjadi lebih lelah. Untuk mengatasi hal ini, disarankan agar meluangkan waktu untuk mengungkapkan, menerima, serta mengakui bahwa perasaan tersebut valid, sehingga sedapat mungkin mengurangi disonansi emosional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com