Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ungkap Rahasia Bagaimana Mamalia Terbesar di Bumi Bernyanyi

Kompas.com - 27/02/2024, 18:47 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paus balin, salah satunya adalah paus bungkuk berkomunikasi dengan nyanyian kompleks yang dapat didengar dari jarak jauh.

Orang-orang sudah merekam suara paus itu pada tahun 1970-an.

Baca juga: Ungkap Misteri Dasar Laut, Imuwan Gunakan Nyanyian Paus

Namun yang masih jadi misteri bagaimana mamalia terbesar di Bumi itu bisa melakukan nyanyian tersebut?

Nyanyian paus

Mengutip New Scientists, Kamis (22/2/2024) untuk mempelajarinya, peneliti mengekstraksi laring tiga paus balin yang baru saja mati.

Ketiga paus itu adalah paus sei (Balaenoptera borealis), paus bungkuk (Megaptera novaeangliae), dan paus minke utara (Balaenoptera acutorostrata).

Laring, umumnya dikenal sebagai kotak suara, adalah organ yang terletak di bagian atas leher mamalia. Saat udara mengalir melalui organ, lipatan jaringan bergetar, sehingga menghasilkan suara.

Namun tidak demikian halnya pada paus balin.

Menurut Coen Elemans dari peneliti dari University of Southern Denmark, setelah memeriksa laring paus, tim menemukan bahwa laring memiliki bentuk yang tidak terduga dengan bantalan lemak berada di salah satu organ.

Rupanya saat paus bernapas, udara terdorong ke bantalan lemak sehingga menyebabkan bergetar dan mengeluarkan suara.

"Kami belum pernah melihat hal ini terjadi pada hewan lain," ungkap Elemans.

Temuan ini pun mengungkap bentuk laring yang unik menjadi rahasia paus balin bisa menghasilkan nyanyian khas mereka.

Baca juga: Mengapa Paus Suka Melompat ke Permukaan Air?

Selain itu, paus juga dapat mendaur ulang udara di paru-parunya yang berguna saat mereka terendam dalam jangka waktu lama.

Saat paus bernapas melalui tenggorokan dan laring, udara masuk ke dalam kantung dengan dinding berkontraksi yang mengeluarkan udara kembali ke paru-paru.

Lebih lanjut, model komputer menunjukkan paus balin dapat menghasilkan frekuensi hingga 300 Hertz pada kedalaman maksimum 100 meter di bawah permukaan laut.

Itu berada dalam rentang frekuensi kebisingan yang dihasilkan oleh kapal, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa kebisingan pelayaran dapat membuat nyanyian mereka tidak terdengar.

"Kita perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kebisingan yang kita buat," papar Elemans.

Studi dipublikasikasikan di jurnal Nature.

Baca juga: Mengapa Paus Orca Menenggelamkan Kapal?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com