Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Berlian Sering Terjadi di Alam Semesta, di Mana?

Kompas.com - 12/01/2024, 09:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berlian cukup langka keberadaannya di Bumi. Namun di planet raksasa es seperti Uranus dan Neptunus, diperkirakan berlian akan turun melalui atmosfer layaknya hujan.

Kini, percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa hujan berlian ternyata lebih umum terjadi di berbagai tempat di alam semesta.

Baca juga: Berlian, Batu Permata yang Terpendam Paling Dalam di Bumi

Kesimpulan tersebut didapat peneliti setelah melakukan eksperimen di laboratorium.

Hujan berlian

Mengutip IFL Science, Rabu (10/1/2024) hujan berlian di planet Neptunus dan Uranus bisa terjadi pada suhu dan tekanan yang lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.

Kita memang tidak bisa melihat langsung ke lapisan dalam atmosfer tempat terbentuknya berlian, tapi untuk mengetahui lebih jelasnya kondisi serupa bisa diciptakan di laboratorium.

Dengan menggunakan perangkat bertekanan tingggi, peneliti memberikan tekanan yang luar biasa pada film polistiren.

Mereka kemudian memukul film tersebut dengan sinar-X berenergi tinggi yang memanaskan sampel hingga lebih dari 2.200 derajat Celcius dan berlian mulai terbentuk.

Tim juga bereksperiman dalam rentang waktu yang lebih lama, serta menyelidiki bagaimana senyawa karbon bereaksi dengan adanya oksigen.

Peneliti melihat berlian dapat tercipta pada suhu dan tekanan yang lebih rendah, yang berarti bahwa mereka menghabiskan lebih banyak waktu di atmosfer planet tersebut sebelum jatuh.

Selain itu melansir Phys, hujan berlian juga mungkin terjadi di planet gas yang lebih kecil dari Neptunus dan Uranus. Planet-planet seperti itu tidak ada di Tata Surya kiita tetapi merupakan exoplanet alias planet yang berada di luar Tata Surya.

Baca juga: Studi Sebut Berlian Bisa Ungkap Rahasia tentang Bumi, Apa Itu?

Hujan berlian ini pun menurut peneliti bisa berperan dalam memengaruhi medan magnet planet Uranus dan Neptunus.

Kehadiran berlian yang jatuh melalui lapisan itu, membawa gas dan es saat turun, mengaduk, menciptakan arus, dan bahkan berpotensi menggerakan medan magnet.

"Hujan berlian di planet es memberi teka-teki menarik untuk dipecahkan karena mungkin bisa memicu pergerakan di dalam es konduktif yang ditemukan di planet-planet tersebut sehingga mempengaruhi pembentukan medan magnet," kata Mungo Frost, ilmuwan dari SLAC yang melakukan studi ini.

Memahami planet raksasa es dengan observasi langsung dan di laboratorium membuka pintu untuk memahmi dunia yang tidak terhitung jumlanya di luar sana.

"Penemuan ini tidak hanya memperdalam pengetahuan tentang planet es tetapi juga memahami proses serupa yang bisa terjadi di planet di luar Tata Surya kita," tambah Siefried Glenzer, direktur divisi High Energy Density SLAC.

Studi dipublikasikan di Nature Astronomy.

Baca juga: Apakah Ada Materi yang Lebih Keras dari Berlian?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com