Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Setelah Jam 9 Malam Tingkatkan Risiko Stroke 28 Persen

Kompas.com - 23/12/2023, 20:00 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah kehidupan sehari-hari yang semakin sibuk, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang membuat kita menunda waktu makan hingga larut malam.

Mungkin terasa sulit untuk menemukan waktu makan di tengah jadwal yang penuh, namun penting untuk menyadari bahwa kesehatan harus menjadi prioritas utama.

Baca juga: Berhenti Makan Setelah Jam 6 Sore Terbukti Sukseskan Diet

Meskipun terkadang terlihat sepele kebiasaan makan larut malam ternyata dapat memiliki dampak serius pada kesehatan kita.

Penelitian terbaru oleh sekelompok ilmuwan menyoroti fakta bahwa makan pada jam-jam malam dapat meningkatkan risiko terkena stroke.

Makan larut malam mengganggu aliran darah

Dilansir dari weather.com, Senin (18/12/2023), makan larut malam setelah jam 9 malam bisa meningkatkan risiko penyakit serebrovaskular seperti stroke.

Penyakit serebrovaskular, termasuk stroke dan stroke ringan yang mengganggu aliran darah ke otak merupakan bagian dari penyakit kardiovaskular.

Hasil penelitian menyebutkan sebanyak 28 persen lebih berisiko dibandingkan dengan yang makan sebelum jam 8 malam.

Hal ini ditemukan terutama berlaku bagi perempuan.

Menariknya, penelitian juga menemukan bahwa semakin lama Anda menunggu makan sejak makan malam terakhir hingga makan pagi keesokan harinya, semakin rendah risiko penyakit serebrovaskular tersebut.

Jadi, jika kita bisa menunda ngemil sebelum tidur hingga pagi hari itu dapat memberikan waktu yang cukup bagi tubuh untuk istirahat dan perbaikan yang penting.

Baca juga: Benarkah Makan di Atas Jam 8 Malam Bikin Gemuk?

Menurut temuan penelitian, kemungkinan seseorang terkena stroke atau stroke ringan meningkat sebesar 8 persen untuk setiap jam yang berlalu setelah mereka makan malam.

Dengan membuat perubahan sederhana dalam kebiasaan makan, kita dapat melindungi kesehatan dan mengurangi risiko terhadap masalah serius seperti stroke.

Harapan hidup setelah mengalami stroke menurun 

Dilansir dari Science Time, Senin (18/12/2023), harapan hidup setelah mengalami stroke atau serangan iskemik transien (TIA) menunjukkan penurunan sekitar 4 persen dalam tahun pertama dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami kondisi ini.

Sebuah penelitian tahun 2019 juga menemukan bahwa dampaknya dapat terasa lebih lama dengan penurunan harapan hidup sebesar 20 persen dalam sembilan tahun ke depan.

Stroke ringan yang terjadi karena pasokan darah terbatas ke area tertentu di otak tidak menyebabkan kerusakan permanen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com