KOMPAS.com - Selama ini terjadi perdebatan apakah yang menyebabkan populasi mamalia besar menurun secara drastis selama beberapa ribu tahun terakhir, manusia atau perubahan iklim?
Kini, sebuah penelitian baru mengkonfirmasi bahwa penurunan besar itu terjadi karena manusia.
Baca juga: Penelitian Menduga Manusia Ratusan Tahun yang Lalu Berburu dan Makan Berang-berang
Manusia modern pertama bermigrasi keluar Afrika sekitar 100.000 tahun yang lalu.
Mereka menetap di hampir semua jenis bentang alam, mulai dari gurun hingga hutan.
Keberhasilan mereka sebagian dikarenakan oleh kemampuan manusia dalam memburu mamalia paling berbahaya sekalipun, menggunakan teknik berburu cerdas dan senjata yang dibuat khusus.
Namun keberhasilan nenek moyang kita bertahan hidup ini rupanya dibayar mahal dengan mengorbankan mamalia besar lainnya. Banyak spesies besar punah pada masa penjajahan manusia modern 50.000 tahun yang lalu.
Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Aarhus itu menunjukkan pula mamalia yang bertahan hidup hingga sekarang juga mengalami penurunan yang signifikan.
Mengutip ZME Science, Selasa (19/12/2023) selama 800.000 tahun terakhir, Bumi mengalami fluktuasi antara zaman es dan periode interglasial setiap 100.000 tahun.
Jika iklim penyebabnya, kita akan melihat fluktuasi yang lebih besar ketika iklim berubah sebelum 50.000 tahun yang lalu. Namun itu tidak terlihat.
"Oleh karena itu manusia adalah penjelasan yang paling mungkin atas punahnya mamalia besar," kata Jens-Christian Svenning, profesor ekologi dan penulis studi.
Baca juga: Domestikasi Hewan, Begini Sejarah Manusia Punya Peliharaan
Studi baru berhasil menyajikan data yang memberikan pencerahan dalam perdebatan apakah yang berperan dalam kepunahan mamalia besar secara cepat.
Studi tersebut berdasarkan DNA spesies mamalia besar yang masih hidup, yakni spesies yang bertahan selama 50.000 tahun terakhir tanpa punah. Seperti yang kita tahu DNA mengandung banyak informasi tentang masa lalu yang menunjukkan di mana berbagai spesies berkembang dan nenek moyang apa yang mereka miliki.
"Kami telah melakukan hal yang sama dengan mutasi pada DNA. Dengan mengelompokkan mutasi dan membangun pohon keluarga, kita dapat memperkirakan ukuran populasinya," kata Juraj Bergman, penulis studi ini.
Hewan-hewan yang diteliti antara lain gajah, beruang, kanguru, dan antelop.
Diperkirakan ada 6.399 spesies mamalia di Bumi, namun 139 spesies yang dipilih dalam penelitian ini dipilih untuk menguji bagaimana populasi mereka berubah selama 5.000 hingga 40.000 tahun terakhir, ketika mamalia besar serupa punah.
Sebagian besar mamalia besar yang punah sebenarnya tidak hidup di padang rumput. Mereka juga tinggal di daerah hangat, seperti hutan atau sabana beriklim sedang dan tropis.
"Dalam penelitian, kami juga menunjukkan penurunan tajam populasi banyak spesies megafauna yang bertahan dan berasal dari berbagai wilayah dan habitat selama periode itu," tambah Svenning.
Studi dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Baca juga: Jika Manusia Punah, Seperti Apa Kehidupan di Bumi Setahun Setelahnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.