Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelana Kuda Kayu Tertua Ditemukan di Mongolia, seperti Apa?

Kompas.com - 18/12/2023, 06:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelana kuda kayu berhasil ditemukan oleh tim arkeolog. Pelana itu terawetkan dengan baik saat ditemukan di sebuah makam kuno di Mongolia.

Ahli pun menyebut pelana itu tertua dari jenisnya.

Baca juga: Seperti Apa Pelana Kuda Tertua di Dunia yang Ditemukan di China?

Namun, lebih dari itu, pelana kuda dapat memberikan petunjuk kepada para arkeolog tentang asal mula peperangan di abad pertengahan.

Pelana kuda kayu

Dikutip dari Live Science, Rabu (13/12/2023), berdasarkan penanggalan radiokarbon dari sisa-sisa manusia di dalam makam dan sampel pelana kuda, menunjukkan benda itu berasal dari sekitar tahun 420 M, menjadikannya pelana kayu tertua di dunia.

Sementara berdasarkan tes DNA, kuda yang ditunggangi diidentifikasi sebagai kuda domestik jantan.

Baca juga: Berapa Kecepatan Kuda Saat Berlari Kencang?

"Studi kami meningkatkan kemungkinan bahwa stepa timur memainkan peran penting dalam pengembangan awal dan penyebaran pelana dan sanggurdi atau pijakan kaki saat menunggangi hewan," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Sementara itu melansir Ancient Origins, bahan-bahan pembuat pelana ini berasal dari sumber lokal. Kayu yang digunakan diperoleh dari pohon birch.

Hal ini menunjukkan pemanfaatan teknologi berkuda dan juga keterlibatan aktif dalam pengembangan dan produksinya.

Kuda modern sendiri pertama kali didomestikasi sekitar tahun 2000 SM di Asia Barat dan Tengah.

Pengendara nomaden dengan cepat menggunakannya untuk mendukung gaya hidup mereka.

Sejarah pelana kuda

Awalnya, kuda ditunggangi tanpa pelana. Pengendara yang bersenjatakan busur dan anak panah mencengkeram kuda dengan kaki sambil memegang surai kuda.

Namun, pelana lengkap dengan sanggurdi adalah penemuan yang jauh lebih baru.

Dalam beberapa abad, orang-orang kemudian menemukan kekang dan mereka beralih menunggang kuda di atas bantalan sekitar tahun 1000 SM yang berguna untuk meningkatkan kenyamanan penunggangnya.

Sayangnya, bukti langsung mengenai asal usul pelana belum diketahui oleh para arkeolog karena pelana umumnya terbuat dari bahan organik yang tidak selalu terawetkan dengan baik di iklim padang rumput yang keras.

Baca juga: Mengapa Kuda Tidur Sambil Berdiri?

Penggunaan pelana ini merupakan momen penting karena benar-benar dapat membuka hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan, misalnya pengendara dapat menggunakannya untuk stabilitas dan berdiri sehingga bagian tubuh atas lebih bebas.

Ini memberi keuntungan besar dalam peperangan di atas kuda.

Itu mengapa peneliti menyebut budaya berkuda di Mongolia terkait erat dengan inovasi utama dalam berkuda yang berdampak besar pada peperangan abad pertengahan.

Penelitian di masa depan diperlukan, khusus di wilayah Asia Timur salah satunya untuk meneliti lebih lanjut pelana berbingkai kayu ini.

Studi dipublikasikan di jurnal Antiquity.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com