Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2023, 12:33 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Patah hati adalah suatu hal menyedihkan yang cukup umum dialami oleh orang-orang.

Patah hati bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kegagalan dari suatu hubungan ataupun harapan lain yang diusahakan.

Baca juga: Ketahui Gejala Stroke Ringan, yang Sering Dikira Migrain

Ketika seseorang mengalami patah hati, biasanya tubuhnya secara alamiah merespons dengan mengeluarkan air mata. Tidak jarang seseorang yang mengalami patah hati bisa merasakan perubahan fisik atau adanya gejala kesehatan tertentu.

Salah satu hal yang mungkin dialami orang ketika patah hati adalah sakit kepala, termasuk migrain.

Namun, apakah migrain ketika patah hati adalah suatu kebetulan atau memang saling berkaitan?

Dampak sakit kepala saat patah hati

Dilansir dari Health Digest, Rabu (16/8/2023), ada beberapa dampak fisik yang bisa disebabkan oleh patah hati. Ketika patah hati, seseorang bisa mengalami perubahan hormonal, seperti dilepaskannya hormon stres berupa epinefrin dan kortisol dalam otak.

Sakit kepala adalah salah satu dampak dari perubahan hormon dan senyawa kimia lain dalam tubuh.

Demikian pula halnya disebutkan Christina Hibbert, seorang psikologis klinis dalam laman The Healthy, Jumat (4/6/2021).

“Insomnia atau hipersomnia (kekurangan atau kelebihan tidur) sering terjadi karena hilangnya hubungan penting, dan ini bisa menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperi sakit kepala, stres yang lebih besar dan depresi.” jelas Hibbert.

Baca juga: Sering Migrain? Ini 5 Tips dan 3 Olahraga untuk Kurangi Nyerinya

Sakit kepala diketahui menjadi suatu akibat yang umum terjadi pada saat seseorang mengalami patah hati karena adanya stres yang memicu perubahan hormon dan pemenuhan kebutuhan tidur ataupun makan.

Namun, berdasarkan sumber-sumber ilmiah yang ada, sampai saat ini tidak ditemukan adanya keterkaitan langsung antara migrain dengan kondisi patah hati.

Stres saat patah hati bisa memicu migrain

Kendati demikian, dikutip dari United States National Library of Medicine, Rabu (23/8/2023), migrain adalah suatu jenis sakit kepala yang kompleks dan bisa dipicu oleh berbagai macam hal, termasuk stress, kekurangan atau kelebihan tidur, telat makan, dan perubahan hormonal.

Stres diketahui menjadi faktor pemicu migrain paling dominan, yakni 80 persen berpotensi memicu terjadinya migrain.

Sementara itu, perubahan hormon 65 persen berpotensi memicu migrain, telat makan 57 persen memicu migrain, dan kelebihan atau kekurangan tidur 50 persen berpotensi memicu migrain.

Maka itu, orang yang patah hati dan melalui kondisi-kondisi tertentu yang bisa memicu migrainnya berpotensi untuk terkena migrain.

Misalnya, jika seseorang patah hati mengalami stres lalu melewati waktu makan, atau kekurangan ataupun kelebihan tidur, tidak mustahil orang tersebut bisa mengalami sakit kepala berupa migrain.

Baca juga: Waspadai Gejala Migrain, Penyebab, dan Faktor Risikonya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com