Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Mesir, Penemu Roti Pertama Berasal dari Australia

Kompas.com - 04/12/2023, 12:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bangsa Mesir sejak lama dianggap sebagai penemu roti sekitar tahun 8000 SM.

Namun sebuah bukti menunjukkan bahwa inovasi kuliner itu ternyata sudah lebih lama dilakukan oleh bangsa Aborigin di Australia.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Roti Berusia 14.000 Tahun, Seperti Apa Rasanya?

Penduduk Aborigin telah membuat roti puluhan ribu tahun sebelum Mesir dan bukti menunjukkan praktik tersebut suda ada sejak setidaknya 34.000 tahun yang lalu.

Hal tersebut berdasarkan pada penemuan batu kuno di New South Wales yang digunakan untuk mengubah biji-bijian menjadi tepung untuk dipanggang.

Ketrampilan pertanian dan kuliner

Mengutip Ancient Origins, Rabu (29/11/2023) Aborigin seringkali digambarkan sebagai pemburu-pengumpul. Tetapi mereka sebenarnya memiliki ketrampilan pertanian dan kuliner.

Wanita Aborigin memainkan peran utama dalam pembuatan roti awal, termasuk mengumpulkan berbagai benih tergantung musim dan wilayah.

Metode pembuatan roti Aborigin juga menggunakan benih dari berbagai tanaman, seperti pigwig dan prickly wattle, yang menunjukkan pengetahuan luas mereka tentang tanaman lokal.

Proses pembuatan tepung membutuhkan banyak tenaga kerja termasuk menampi dengan peralatan dan menggiling dengan batu giling, yang beberapa di antaranya berumur 50.000 tahun.

Tepung ini kemudian dicampur dengan air untuk membuat adonan yang dipanggang menjadi roti bergizi tinggi protein dan karbohidrat. Roti ini merupakan bagian penting dalam pola makan tradisional Aborigin.

Baca juga: Sejarah Roti Ini Ternyata Sudah Ada Sejak 6.000 Tahun yang Lalu

Roti ini, terkadang dimasak langsung di atas bara api atau di dalam oven, yang merupakan landasan masakan Aborigin dan menjadi bagian dari warisan budaya mereka.

Menurut Timothy Gray dari Cagar Alam Barangaroo Sydney catatan sejarah menunjukkan bahwa penjelajah Eropa awal sering menyaksikan biji-bijian asli dipanen, digiling menjadi tepung, dan dipanggang di banyak wilayah Australia.

"Biji-bijian ini tumbuh subur bahkan di tanah yang kekurangan unsur hara dan dalam kondisi yang sangat kering," ungkap Gray, seperti dikutip dari New Strait Times.

"Jika diteliti dengan benar, mereka bisa mnejadi mata rantai yang hilang untuk membantu para ilmuwan dan berbagai organisasi mengatasi kelaparan di seluruh dunia," sambungnya.

Sayangnya, dengan kedatangan orang-orang Eropa itu, praktik pembuatan roti tradisional ini kemudian mulai memudar, meskipun masih dilakukan di beberapa daerah hingga tahun 1970an.

Saat ini, minat terhadap teknik kuno ini bangkit kembali, dengan fokus pada menghidupkan kembali dan merayakan kekayaan sejarah kuliner suku Aborigin Australia.

Baca juga: Roti Tepung Kecoak Ini Disebut Lebih Berprotein dari Daging, Mau Coba?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com