KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan tengah gencar membasmi kutu busuk selama dua minggu terakhir, usai menerima lebih dari 30 laporan yang dikonfirmasi terkait serbuan kutu busuk di berbagai daerah.
Laporan pertama pada bulan Oktober 2023 menemukan adanya kutu busuk di pemandian umum di Incheon.
Tak lama kemudian, sebuah perguruan tinggi di Daegu, selatan ibu kota Seoul, melaporkan seorang mahasiswi yang digigit kutu busuk di asramanya.
Sejak saat itu, laporan saksi mata tentang kutu busuk, khususnya di fasilitas dan transportasi umum, terus menumpuk, sementara pemerintah masih berupaya mencari cara efektif untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Baca juga: Kutu Busuk Menyebar di Penjuru Kota Paris, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Kutu busuk diketahui tidak menyebarkan penyakit. Kutu busuk bisa menjadi gangguan karena gigitannya dapat menyebabkan rasa gatal dan ruam pada kulit.
Terkadang rasa gatal tersebut dapat menyebabkan garukan berlebihan yang memungkinkan terjadinya infeksi kulit sekunder.
Gigitan kutu busuk pun mempengaruhi setiap orang secara berbeda. Respons gigitan dapat berkisar dari tidak adanya tanda-tanda fisik setelah gigitan, bekas gigitan kecil, hingga reaksi alergi yang serius.
Kutu busuk tidak dianggap berbahaya, namun reaksi alergi terhadap beberapa gigitan mungkin memerlukan perhatian medis.
Kutu busuk mengeluarkan "obat bius" sebelum menggigit sehingga kita tidak akan merasakannya. Mungkin diperlukan waktu beberapa hari untuk gejala gigitannya muncul.
Baca juga: Kutu Busuk Teror Warga Paris, Hewan Apa Itu?
Berikut adalah gejala gigitan kutu busuk yang umum:
Menggaruk gigitan serangga dapat menyebabkannya berdarah atau terinfeksi. Untuk meredakan gatalnya, bisa menggunakan krim atau obat yang dijual bebas di apotek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.