Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Perbedaan Kesepian dan Kesendirian Menurut Ilmuwan?

Kompas.com - 03/11/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Di era digital, dengan media sosial yang semakin menjamur, kita semakin mudah untuk terhubung satu sama lain.

Meski demikian, tetap saja, manusia di era modern ini bisa merasa sendiri dan dihantui oleh kesepian.

Lantas, kapan kesendirian berubah menjadi perasaan kesepian? Dan apakah keduanya benar-benar terkait?

Studi tentang kesendirian dan kesepian

Menurut sebuah studi baru, kesendirian dan kesepian, sebenarnya, tidak terlalu terkait. David Sbarra, peneliti dari Universitas Arizona, mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya telah mempelajari lebih banyak tentang pentingnya hubungan sosial bagi kesehatan manusia.

Dari studi-studi tersebut, tampaknya, kesepian dan isolasi adalah dua hal yang berkaitan, tetapi merupakan konsep yang berbeda.

Baca juga: Bagaimana Kesepian Dapat Memperpendek Usia?

Peneliti Matthias Mehl menjelaskan, untuk mengetahui hal tersebut, yang pertama perlu dilakukan adalah mengembangkan indikator yang kuat tentang berapa banyak waktu yang dihabiskan seseorang untuk sendirian.

Tim memanfaatkan metode yang telah dikembangkan Mehl, yang disebut Electronically Activated Recorder atau EAR.

EAR bekerja melalui aplikasi ponsel pintar dengan mengambil rekaman suara selama 30 detik dari peserta studi setiap 12 menit.

Lebih dari 400 orang dalam rentang usia yang sangat luas, yakni dari 24 hingga 90 tahun, dilibatkan dalam penelitian ini. EAR aktif antara dua dan enam hari untuk setiap orang.

Selain itu, data juga dikumpulkan dari beberapa penelitian sebelumnya yang melibatkan EAR, agar peneliti dapat menghasilkan sampel yang lebih besar.

Baca juga: Apa Efek Sering Kesepian bagi Kesehatan?

Ketika data dianalisis, tren terkait usia mulai terlihat. Mehl menjelaskan, bagi generasi muda, kesepian dan kesendirian dianggap sebagai fenomena yang benar-benar terpisah. Namun, bagi orang dewasa yang lebih tua, ada hubungan yang lebih jelas antara keduanya.

Di antara orang dewasa berusia 68 tahun ke atas, peneliti menemukan bahwa kesepian sangat terkait dengan isolasi sosial.

Pada kelompok ini, terdapat sekitar 25 persen tumpang tindih antara kesepian dan kesendirian. Hal ini sangat kontras dengan hasil keseluruhan kelompok peserta, yang menunjukkan tumpang tindih hanya sebesar 3 persen.

Salah satu teorinya adalah bahwa orang lanjut usia cenderung memiliki ikatan sosial yang lebih sedikit dan lebih bermakna sehingga hilangnya ikatan sosial memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan kesepian.

Sebaliknya, orang dewasa muda cenderung bersosialisasi karena berbagai alasan, dan tidak selalu menganggap berada di dekat orang lain berarti pengalaman sosial yang sangat bermakna.

Baca juga: Penuaan di Usia Muda, Studi Ungkap Penyebabnya adalah Kesepian

Meskipun rata-rata orang menghabiskan 66 persen waktunya sendirian, para peneliti menemukan bahwa mereka yang waktunya melebihi 75 persen adalah orang yang paling mungkin merasa kesepian.

Namun, tingkat kesepian juga bisa meningkat pada orang yang paling sedikit menghabiskan waktu untuk sendirian.

Meskipun tidak mungkin untuk menyimpulkan sesuatu yang pasti dari data tersebut, peneliti berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh perasaan kesepian yang kuat sehingga mereka mencari lebih banyak interaksi sosial untuk mencoba melawannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com