Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Terbaru untuk Sel Surya yang Stabil dan Efisien

Kompas.com - 01/11/2023, 12:33 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam era perubahan iklim saat ini, teknologi energi terbarukan semakin penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi fosil.

Sebuah teknik baru yang dikembangkan oleh tim ilmuwan internasional, seperti yang dikutip dari phys.org pada Senin (30/10/2023), mampu menyederhanakan pengembangan sel surya perovskit yang efisien dan stabil.

Baca juga: Bagaimana Cara Kerja Panel Surya?

Bahan tenaga surya generasi berikutnya menawarkan alternatif yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan dibandingkan sel surya silikon konvensional.

Para ilmuwan, termasuk Dosen Penn State Nelson Dzade, melaporkan dalam jurnal Nature Energy metode baru mereka untuk menciptakan sel surya perovskit yang lebih tahan lama dan tetap mencapai tingkat efisiensi tinggi, yaitu 21,59 persen konversi sinar matahari menjadi listrik.

Proses pengembangan teknologi ini

Perovskit adalah teknologi surya yang menunjukkan potensi yang cerah karena sel-selnya dapat diproduksi pada suhu kamar dengan penggunaan energi yang lebih efisien daripada bahan silikon konvensional.

Hal ini menjadikan produksinya lebih terjangkau dan ramah lingkungan, sesuai dengan pernyataan Dzade, seorang asisten profesor di Departemen Teknik Energi dan Mineral John dan Willie Leone serta penulis bersama penelitian ini.

Meskipun demikian, materi utama yang digunakan untuk membuat perangkat ini, yaitu hibrida organik-anorganik berbasis halida logam, mengandung komponen organik yang rentan terhadap kelembapan, oksigen, dan panas.

Paparan kondisi dunia nyata dapat menyebabkan penurunan kinerja yang cepat, demikian diungkapkan oleh para ilmuwan.

Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah beralih ke bahan perovskit anorganik seperti cesium timbal iodida.

Baca juga: Panel Surya Juga Bisa Hasilkan Listrik di Malam Hari, Begini Caranya

Bahan ini memiliki sifat listrik yang sangat baik dan ketahanan yang luar biasa terhadap faktor lingkungan.

Namun, penting untuk diingat bahwa bahan ini bersifat polimorfik, yang berarti memiliki banyak fase dengan struktur kristal yang berbeda.

Dua dari fase ini berkontribusi positif terhadap efisiensi sel surya, tetapi pada suhu kamar, mereka dapat berubah dengan mudah menjadi fase non-fotoaktif yang tidak diinginkan.

Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan kerusakan dan menurunkan efisiensi sel surya, demikian yang diungkapkan oleh para peneliti.

Menghasilkan listrik lebih efisien

Dilansir dari Engineering News, Senin (30/10/2023), untuk mengatasi masalah ini, para peneliti mengembangkan "heterojungsi fase" dengan menggabungkan dua polimorf cesium timbal iodida fotoaktif.

Heterojungsi ini mencegah perubahan ke fase non-fotoaktif yang tidak diinginkan dan dapat dioptimalkan dalam sel surya untuk menyerap lebih banyak energi matahari dan menghasilkan listrik lebih efisien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com