KOMPAS.com - Zat besi diserap tubuh untuk menyusun hemoglobin, sistem sitokrom, dan sistem enzim pernafasan.
Apabila penyerapan zat besi tidak optimal, tubuh dapat mengalami gangguan metabolisme, seperti anemia, susah fokus, dan gangguan fungsi mental.
Baca juga: 7 Makanan yang Tinggi Zat Besi
Dilansir dari Healthline, Senin (24/4/2023), ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh, yakni
Pada dasarnya, sumber zat besi tubuh hanyalah dari makanan. Maka itu, untuk meningkatkan penyerapan zat besi, konsumsi pangan kaya zat besi harus ditingkatkan pula.
Akan tetapi, tidak semua asupan zat besi dapat diserap dengan baik oleh tubuh manusia.
Zat besi diserap tubuh dalam bentuk ion Fe2+. Namun, ada dua jenis zat besi dari pangan yang dibedakan berdasarkan struktur dan sumber zat besi, yakni zat besi heme dan zat besi non-heme.
Zat besi yang bersumber dari daging hewan (disebut sebagai zat besi heme) lebih mudah diserap oleh tubuh. Tubuh dapat menyerap sampai 40 persen dari asupan zat besi ini.
Struktur zat besi heme mirip dengan molekul heme dalam protein hemoglobin manusia.
Tubuh sudah memiliki reseptor dan mekanisme transpor yang spesial untuk menyerap zat besi heme dengan efisien.
Panganan yang kaya akan zat besi heme di antaranya:
Baca juga: Deteksi Risiko Anemia akibat Kurang Zat Besi, Seberapa Pentingkah?
Sementara itu, zat besi dari nabati dan telur disebut sebagai zat besi non-heme. Pangan nabati yang mengandung zat besi, di antaranya adalah
Meskipun banyak sayur dan buah kaya akan zat besi, bentuk zat besi non-heme kurang efisien untuk diserap tubuh. Zat besi dalam kebanyakan pangan nabati berbentuk Fe3+, berbeda dengan bentuk zat besi yang dapat diserap tubuh, yakni Fe2+.
Mengutip John M. deMan dalam Principles of Food Chemistry (1999), zat besi dari telur kurang efisien diserap tubuh karena zat besi sudah berikatan dengan fosfat dari fosfoprotein pada kuning telur.
Zat besi non-heme yang sudah berikatan dengan zat lain ini dapat larut dalam serat yang pada akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
Kendati zat besi non-heme memiliki efisiensi penyerapan yang lebih rendah, terdapat faktor gizi lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh.