Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perbedaan Kandungan Lemak Mentega dan Margarin?

Kompas.com - 19/09/2023, 15:30 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Margarin dan mentega sekilas terlihat mirip. Namun, sebenarnya keduanya adalah bahan pangan yang berbeda dari sumber, cara pembuatan, ataupun kandungannya.

Margarin terbuat dari lemak nabati atau tumbuhan, sedangkan mentega berasal dari lemak hewani.

Baca juga: Lebih Sehat Mana Margarin atau Mentega?

Lalu, apa saja perbedaan kandungan lemak margarin dan mentega?

Kandungan lemak dan zat gizi mentega

Mentega merupakan hasil olahan susu hewan, biasanya sapi. Dilansir dari laman resmi Royal Science of Chemistry, mentega merupakan campuran dari lemak susu dan air yang diolah dari krim susu.

Krim susu diperoleh dari susu yang sudah didiamkan selama rentang waktu tertentu sampai terdapat lapisan mengambang di permukaan susu.

Pengadukan krim susu membuat molekul lemak berkumpul satu sama lain dan membentuk padatan.

Dalam buku Milk and Milk Products (1994), Alan H. Varman menyebutkan, mentega padat memiliki kandungan 80 persen lemak.

Ada berbagai lemak dalam mentega, termasuk kolesterol. Selain itu, mentega juga mengandung berbagai zat gizi, seperti vitamin A, D, dan fosfor.

Kandungan nutrisi yang beragam dalam mentega ini ada karena sumber lemak mentega adalah hewan.

Secara alami, hewan menghasilkan kolesterol pada metabolismenya, dan memiliki vitamin A, D, dan mineral lainnya dalam tubuhnya.

Baca juga: Benarkah Mentega Tidak Baik untuk Kesehatan?

Kandungan lemak dan zat gizi margarin

Sementara itu, mengutip penjelasan David L. Nelson dalam Lehninger’s Principles of Biochemistry, margarin merupakan minyak nabati pada dasarnya mengandung molekul-molekul lemak tidak jenuh.

Margarin diolah melalui proses pemadatan yang bernama hidrogenasi parsial.
Proses ini mengubah molekul lemak tidak jenuh menjadi lemak jenuh sehingga titik lelehnya meningkat.

Maka itu, margarin berbentuk padat pada suhu ruangan.

Fakta menariknya, Gyorgy Scrinis dalam buku Nutritionism: The Science and Politics of Dietary Advice (2013), nama margarin diberikan dari salah satu zat lemak jenuh dalam margarin pertama yang ditemukan pada tahun 1869 oleh Mège-Mouriès, yakni asam margarat.

Akan tetapi, karena lemak pada margarin berasal dari tumbuhan, dan tumbuhan tidak menghasilkan kolesterol secara natural, margarin tidak mengandung kolesterol dan zat gizi selengkap mentega.

Selain itu, sayangnya, margarin juga mengandung lemak trans. Lemak trans diperoleh dari hasil samping proses pengolahan lemaknya, yaitu hidrogenasi parsial.

Lemak trans adalah lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam metabolisme manusia dan memicu terjadinya sakit jantung.

Meskipun demikian, saat ini kebanyakan margarin komersial sudah diolah dengan proses lanjutan seperti penghilangan lemak trans dan penambahan kandungan zat gizi seperti vitamin dan mineral. 

Baca juga: Mentega dan Margarin Ternyata Sama Saja, Ini yang Lebih Sehat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com