Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2023, 12:45 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemandangan langit menjadi salah satu hal yang menarik bagi banyak orang. Saat ini, pada sosial media Instagram, terdapat lebih dari 400 ribu unggahan dengan kata kunci #langit yang menampilkan pemandangan langit.

Meskipun langit saat dini hari dan senja memberikan warna-warni tersendiri seperti gradasi jingga, nila, dan ungu, langit cerah di pagi dan siang hari umumnya berwarna biru muda.

Baca juga: Apakah Polusi Udara Jadi Penyebab Langit Jakarta Abu-abu?

Lantas, mengapa hal ini dapat terjadi?

Ilmuwan NASA, Dr. Moogega Stricker, melalui Spaceplace NASA, Senin (2/3/2020), menyebutkan bahwa warna angkasa yang terlihat oleh manusia terjadi akibat adanya interaksi antara cahaya matahari dengan zat-zat tertentu di udara.

Hamburan Rayleigh sebabkan langit biru

Interaksi yang terjadi di antaranya ialah hamburan Rayleigh yang menyebabkan langit cerah terlihat biru.

Dilansir dari Space.com, Kamis (25/8/2022), hamburan Rayleigh merupakan fenomena ketika cahaya matahari berinteraksi dengan partikel-partikel di atmosfer bumi sehingga cahaya matahari dengan panjang gelombang yang memancarkan spektrum warna yang berbeda-beda dapat dipantulkan hingga 10 kali lebih kecil dari energi awalnya ke berbagai arah.

Fenomena ini disebut sebagai hamburan karena pantulan cahaya matahari ini memiliki intensitas dan arah pantulan yang berbeda-beda untuk setiap perbedaan energi dan panjang gelombangnya.

Prinsip hamburan cahaya matahari ini ialah semakin panjang gelombang cahaya matahari yang dihamburkan, maka spektrum warna yang terlihat adalah warna yang mengarah ke warna merah.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Kenapa Laut dan Langit Berwarna Biru?

Sementara itu, warna yang mengarah ke warna ungu dihasilkan dari hamburan cahaya matahari dengan panjang gelombang yang pendek.

Fakta yang terjadi adalah partikel-partikel dan uap air di atmosfer bumi menghamburkan lebih banyak cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek, atau dengan kata lain, warna-warna yang mengarah ke spektrum ungu dan biru akan lebih kuat intensitasnya daripada warna lainnya.

Alasan biru lebih terlihat dibanding ungu di langit

Ilustrasi langit cerah. Berikut ini prakiraan cuaca di Kabupaten Bogor, 3 Juni 2023, yang dikutip dari laman bmkg.go.id.Unsplash Ilustrasi langit cerah. Berikut ini prakiraan cuaca di Kabupaten Bogor, 3 Juni 2023, yang dikutip dari laman bmkg.go.id.

Berdasarkan fakta tersebut, lantas mengapa warna langit yang terlihat adalah warna biru, bukan warna ungu yang notabenenya memiliki panjang gelombang lebih pendek?

Seorang ahli neurosains, Tiana Hicklin, melalui kajiannya terkait reseptor warna pada mata manusia di laman United States National Institutes of Health, Selasa (26/4/2016), menjelaskan bahwa mata manusia memiliki jenis reseptor cahaya dengan 3 jenis warna, yakni merah, biru, dan hijau.

Penjelasan ini didukung oleh informasi seorang doktor dari University of California, Riverside, Amerika Serikat, Philip Gibbs, dalam Physics FAQ pada tahun 1997.

Gibbs menyebut, sehubungan mata manusia hanya memiliki reseptor warna biru untuk melihat cahaya dengan panjang gelombang yang pendek, maka warna angkasa yang dominan terlihat adalah warna biru, bukan warna ungu.

Baca juga: Kenapa Matahari Berwarna Kuning dan Langit Berwarna Biru Saat Siang Hari?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com