Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ma'rufin Sudibyo

Orang biasa saja yang gemar melihat bintang dan menekuri Bumi.

Komet yang Meletus di Langit

Kompas.com - 29/08/2023, 09:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Marufin Sudibyo

SEBUAH peristiwa erupsi vulkanik dingin kembali terdeteksi di lingkungan tata surya kita.

Kejadian tersebut terjadi di benda langit mini nan eksotik: komet. Yakni pada komet Pons–Brooks, komet yang datang mengunjungi tata surya bagian dalam secara rutin setiap 70 tahun sekali.

Baca juga: Pertama Kali, Teleskop James Webb Deteksi Air di Komet Langka

Volume magma beku yang dilepaskan dalam erupsi vulkanik dingin ini mencapai sekitar 10 juta meter kubik, atau setara dengan volume tiap episode letusan Gunung Merapi di Indonesia pada umumnya (kecuali Letusan Merapi 2010).

Vulkanisme adalah sebuah peristiwa alamiah yang dicirikan dengan ekstrusi fluida magma dari kedalaman ke paras (permukaan) padat sebuah benda langit.

Magma menyeruak keluar melalui saluran alamiah yang tercipta lewat proses lain, umumnya zona lemah pada kerak benda langit di bagian tersebut.

Di Bumi, saluran alamiah tersebut umumnya berupa zona retakan atau patahan (sesar) yang terbentuk melalui peristiwa tektonik.

Kita umumnya mengenal vulkanisme dalam rupa “vulkanisme panas,” dimana fluida magma yang terlibat adalah batuan cair kental bersuhu tinggi (hingga 1.300 derajat Celcius).

Magma asam (mengandung banyak silika) bersifat lebih kental sedangkan magma basaltik (mengandung banyak besi) lebih encer.

Saat keluar dari paras atas dorongan gas–gas vulkanik, magma bertransformasi menjadi aneka ragam material vulkanik.

Magma basaltik umumnya menjadi lava encer dalam erupsi efusif (leleran), sementara magma asam keluar sebagai lava kental dan piroklastika dalam erupsi eksplosif (ledakan).

Vulkanisme panas yang aktif saat ini dijumpai di Bumi dan Io (salah satu satelit Jupiter). Di Bumi, terdapat lebih dari 1.500 gunung berapi aktif. Dalam setiap tahun antara 50 hingga 70 gunung berapi tersebut meletus.

Baca juga: Mengenal Komet Hijau ZTF yang Melintas Dekat Bumi Awal Februari Ini

Sedangkan di Io telah terdeteksi sekitar 150 gunung berapi aktif. Vulkanisme panas di Bumi ditenagai oleh panas pemanasan radioaktif dan panas purba (sisa panas dari proses pembentukan tata surya).

Sementara vulkanisme panas di Io ditenagai dari gaya tidal (gaya pasang surut gravitasi) yang diderita Io dari Jupiter.

Jejak–jejak vulkanisme panas masa silam juga dijumpai di Venus, Bulan dan Mars. Terdapat sekitar 80.000 gunung berapi di Venus. Sejauh ini hanya satu yang (diduga aktif): Maat Mons.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com