Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hujan Meteor Perseid, Fenomena yang Terjadi Setiap Agustus

Kompas.com - 11/08/2023, 16:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Hujan meteor Perseid adalah salah satu peristiwa paling menarik yang terjadi setiap Agustus, tentunya tidak akan pernah dilewatkan para pemburu fenomena langit.

Fenomena hujan meteor Perseid diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir pekan ini, dilansir dari Space, Jumat (11/8/2023).

Nama hujan meteor Perseid diambil dari meteor yang tampak melesat ke arah Bumi yang berasal dari konstelasi Perseus. Astronom menyebut titik di mana meteor muncul sebagai pancaran cahaya.

Artinya, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Perseid adalah saat cahaya Perseus berada di atas cakrawala.

Peristiwa langit ini juga dianggap sebagai hujan meteor terbaik sepanjang tahun.

Baca juga: Mengenal Sesar Opak, Pusat Gempa Yogyakarta 2006

Hujan meteor paling terang

Dilansir dari NASA Solar System Exploration, Jumat (11/8/2023), Perseid merupakan hujan meteor yang cepat dan paling terang.

Selain itu, hujan meteor Perseid sering meninggalkan 'jejak' cahaya dan warna yang panjang di belakangnya saat melesat melewati atmosfer bumi.

Perseid adalah salah satu jenis hujan meteor yang paling banyak, dengan sekitar 50-100 meteor yang terlihat setiap jamnya.

Hujan meteor Perseid juga dikenal dengan bola api, yang mana ledakan cahaya dan warna yang lebih besar yang dapat bertahan lebih lama dari rentetan meteor biasa.

 

Baca juga: Mengenal Bintang Janus, Katai Putih Bermuka Dua

 

Bola api tersebut berasal dari partikel-partikel materi komet yang lebih besar, sehingga saat hujan meteor ini terjadi, meteor yang jatuh akan lebih terang dengan magnitudo semu lebih besar dari-3.

Puncak hujan meteor Perseid 2023

Hujan meteor Perseid pada tahun ini telah aktif sejak 17 Juli dan 24 Agustus 2023.

Hujan meteor Perseid 2023, akan mencapai puncaknya pada akhir pekan ini, 12-13 Agustus 2023.

Fenomena hujan meteor Perseid dapat lihat di langit malam, dengan jejak-jejak cahaya yang berasal dari puing-puing yang ditinggalkan Komet 109P/Swift-Tuttle saat melintasi atmosfer Bumi.

Baca juga: Mengenal Zona Megathrust Segmen Mentawai-Siberut, Pusat Gempa Mentawai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com