KAPAN terakhir kali Anda membacakan buku ilmu pengetahuan untuk anak-anak? Apa temanya?
Sangat sering dijumpai, cerita anak-anak berpusat pada penemuan-penemuan besar dan sosok di belakangnya. Albert Einstein dan teori relativitas, Watson-Crick tentang struktur DNA, Isaac Newton tentang gravitasi, dan lainnya.
Tentu tak ada yang salah dengan menceritakan mereka. Hanya saja, kerap kali narasi dalam buku anak adalah sebagai berikut: satu sosok berusaha dengan tekun, mendobrak keterbatasan lalu berakhir dengan penemuan besar yang menyejahterakan umat manusia.
Sains memang mendobrak keterbatasan. Tapi tak sesederhana itu. Perjalanan sains kerap kali tidak linear. Satu gagasan bisa berujung pada kegagalan dalam tahap pembuktian. Satu penemuan belum tentu menyejahterakan.
Bisa jadi, ada dampak sains-baik maupun buruk-yang terlihat ketika tujuan akhirnya sendiri belum tercapai. Contoh, pencarian partikel Higgs boson turut mendorong lahirnya internet.
Internet sendiri telah dinikmati banyak orang sejak 1990-an, sementara Higgs boson baru dikonfirmasi pada 2012.
Internet bukan sesuatu yang dirancang ketika riset pencarian "partikel tuhan" itu dimulai. Cerita yang hanya fokus pada terobosan bisa bermasalah.
Masalah yang muncul karenanya sedikit banyak bisa kita lihat sekarang. Negarawan baru menghargai ilmuwan ketika temuan dan publikasinya wow dan banyak.
Sejumlah akademisi dan ilmuwan juga fokus mengejar terobosan dan publikasi meski kadang harus melupakan etika.
Mei lalu, saya bertemu Punan Batu, salah satu pemburu dan peramu terakhir di muka Bumi.
Saya mendengar banyak cerita tentang hutan. Soal Layis, anak muda yang ingin belajar hukum agar sukunya tak gampang dibodohi.
Akim Bodon soal kenikmatan babi yang sulit didapatkan lagi. Juga kisah perempuan yang harus berburu ketika hamil serta peristiwa kematian bayi.
Namun selain itu, saya juga mendapat cerita tentang sains yang berbeda. Bukan hanya cerita soal keinginan membuat temuan besar, yaitu mengungkap asal usul manusia dan mengupayakan kedokteran presisi, tetapi juga soal sains yang lebih memberdayakan serta etis.
Di sana, ada cerita soal upaya menggunakan hasil riset untuk usaha konservasi.
Dalam perkembangan risetnya, mereka berkolaborasi dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN).