Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Patogen Purba dari Permafrost Bikin Ilmuwan Khawatir?

Kompas.com - 05/08/2023, 19:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Patogen purba yang lolos dari permafrost (lapisan tanah beku) yang mencair berpotensi untuk bertahan hidup dalam komunitas mikroba modern.

Selain itu, patogen terkadang dapat membunuh keanekaragaman dan menjadi strain mikroba yang dominan di dunia modern.

Lantas, mengapa patogen purba ini membuat ilmuwan khawatir?

Dampak lebih jauh lagi dari patogen purba ini masih belum bisa diprediksi dan ketidakpastiaan inilah yang menjadi kekhawatiran para ilmuwan.

Dikutip dari IFL Science, Jumat (4/8/2023) temuan di atas merupakan hasil simulasi komputasi yang sangat rinci.

Peneliti melibatkan patogen berupa virus digital dari masa lalu yang dimasukkan ke dalam cawan petri digital dengan inang mirip bakteri lainnya.

Baca juga: Mengapa Kucing Mengubur Kotorannya?

"Kami menggunakan simulasi kehidupan buatan (studi patogen purba dari permafrost). Organisme digital ini meski cukup abstrak mereka bertindak seperti bakteri. Mereka menggunakan sumber daya untuk tumbuh, bersaing, bereproduksi, berinteraksi dengan lingkungan dengan cara yang sama," Giovanni Strona, penulis studi utama dari Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa dan Universitas Helsinki.

Simulasi menemukan hal yang cukup mengejutkan. Patogen purba seringkali dapat bertahan dan berkembang dalam komunitas mikroba modern.

Selanjutnya, dalam tiga persen kasus, patogen purba mengungguli bakteri modern dan menjadi spesies dominan.

Hasil lain menunjukkan pula bahwa patogen purba akhirnya benar-benar meningkatkan keanekaragaman mikroba.

Namun satu hal yang membuat khawatir para ilmuwan adalah dalam satu persen kasus, patogen purba yang diambil dari permafrost tersebut menghasilkan hasil yang tidak dapat diprediksi.

Baca juga: Mengapa Lautan di Dunia Berubah Warna?

 

Potensi patogen menginfeksi manusia

Hasil simulasi ini memberikan gambaran, seiring suhu global yang terus naik, ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa mikroba dorman yang telah membeku di lapisan es dan permafrost selama ribuan tahun dapat bangkit kembali dan dilepaskan di lingkungan.

Lalu apakan patogen kuno itu dapat menginfeksi manusia dan memicu pandemi baru?

Peneliti berpendapat, reintroduksi mikroorganisme kecil dapat berdampak besar pada ekosistem yang lebih luas salah satunya bisa juga berdampak langsung ke manusia.

Seperti semua makhluk hidup, kita tidak dapat dipisahkan dengan triliunan mikroorganisme yang hidup di dalam dan di sekitar kita.

Dengan adanya patogen baru, keseimbangan yang sudah lama ada dapat berubah dan dapat meningkatkan risiko penyakit dan bencana.

“Mengenai kesehatan manusia, kita mungkin akan mengacaukan situasi yang telah stabil sejak lama,” tambah Strona.

Studi potensi risiko patogen purba terhadap komunitas mikroba modern ini telah dipublikasikan dalam jurnal PLOS Computational Biology.

Baca juga: Mengapa Simpanse Suka Melempar Kotorannya Sendiri?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com