KOMPAS.com - Menguap dilakukan oleh semua orang, termasuk hewan. Kita tidak boleh menahannya karena ketika kita menguap, itu berarti tubuh kita memang membutuhkannya.
Ada banyak teori mengapa kita menguap. Salah satu teori populer mengatakan bahwa menguap membantu tubuh membawa lebih banyak oksigen, tetapi teori ini sebagian besar telah dibantah.
Dilansir dari Healthline, teori yang paling didukung secara ilmiah tentang mengapa kita menguap adalah pengaturan suhu otak.
Sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal Physiology & Behavior mengamati kebiasaan menguap dari 120 orang. Hasilnya, mereka menemukan bahwa menguap lebih jarang terjadi selama cuaca dingin.
Baca juga: Mengapa Kita Lebih Mudah Sakit Saat Cuaca Dingin?
Jika suhu otak terlalu jauh di luar suhu normal, menghirup udara dapat membantu mendinginkannya.
Jadi, kita menguap ketika mengantuk karena otak melambat, menyebabkan suhunya turun. Ketika kita bosan dan menguap, otak tidak merasa terstimulasi, mulai melambat, dan menyebabkan penurunan suhu.
Alasan lain kita menguap adalah karena tubuh kita ingin bangun. Gerakan ini membantu meregangkan paru-paru dan jaringannya, serta memungkinkan tubuh melenturkan otot dan persendiannya.
Dengan demikian, menguap juga dapat mengalirkan darah ke wajah dan otak untuk meningkatkan kewaspadaan.
Baca juga: Mengapa Kita Menangis Saat Menguap?
Menurut The Sleep Doctor, enguap berlebihan didefinisikan sebagai menguap yang terjadi lebih dari 10 kali per hari. Penyebab paling umum dari menguap berlebihan adalah kurang tidur.
Selain kurang tidur, penyebab lain menguap berlebihan mungkin termasuk:
Baca juga: Mengapa Kita Sendawa Setelah Makan? Ini Penjelasan Sains
Meski kurang tidur adalah penyebab utamanya, menguap berlebihan mungkin memerlukan perhatian dokter.
Baca juga: Mengapa Kita Sangat Tertarik dengan Cerita Kejahatan di Kehidupan Nyata?
Hubungi dokter jika ingin mengetahui pasti penyebab menguap berlebihan atau jika menguap berhubungan dengan rasa kantuk yang sangat berat di siang hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.