Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Emas adalah logam yang paling banyak dibentuk, terutama untuk dijadikan perhiasan.

Menurut Mike Bullivant, ahli kimia di The Open University di Milton Keynes, Inggris, emas merupakan unsur logam yang paling lunak.

Saking lunaknya, emas menurut sebuah studi University of Leeds tahun 1977 dapat menjadi lebih tipis dari panjang gelombang cahaya.

Akan tetapi, mengapa bisa demikian?

Dikutip dari Live Science, Senin (31/7/2023) sebanyak 28 gram emas dapat ditempa menjadi lembaran berukuran dengan lebar kira-kira 5 meter.

Baca juga: Apakah Semua Emas di Dunia Bisa Habis?

Sedangkan lapisan emas yang dikenal sebagai daun emas bisa ditempa setipis mungkin, hingga 0,000127 milimeter atau sekitar 400 kali lebih tipis dari rambut manusia.

Kelenturan emas kemungkinan besar dihasilkan dari dua faktor: struktur atomnya dan cara atom-atomnya terikat bersama, kata Dror Fixler, seorang insinyur elektro-optik dan direktur Bar-Ilan Institute of Nanotechnology and Advanced Materials in Israel.

Menurutnya, struktur atom emas menghasilkan apa yang disebut struktur kristal kubik terpusat.

"Dalam struktur tersebut, setiap atom dikelilingi oleh 12 atom lainnya. Susunan atom dalam kisi kubik yang berpusat memungkinkan deformasi yang mudah tanpa menganggu keseluruhan struktur," kata Fixler.

Selain itu, emas adalah logam. Ini berarti atom-atomnya disatukan oleh ikatan logam, di mana elektron terluar dari setiap atom bebas bergerak di sekitar keseluruhan struktur material.

Baca juga: Emas Logam Berharga Pertama yang Menarik Perhatian Manusia

 

 

"Awan elektron yang terdelokalisasi ini memungkinkan atom meluncur melewati satu sama lain dengan mudah, membuat logam mudah dibentuk," kata Fixler.

Namun tetap saja masih ada pertanyaan yang tersisa, apakah faktor-faktor tersebut cukup untuk menjelaskan kelenturan emas karena tembaga dan perak memiliki konfigurasi yang sama tetapi tidak selunak emas.

Artinya ada hal lain yang berperan yang membuat emas menjadi logam yang lunak dan mudah dibentuk.

Logam seringkali bukan satu kristal besar melainkan terbuat dari kristal kecil yang disebut butiran.

Dan studi dari University of Leeds menemukan bahwa ukuran butir yang membentuk emas dapat membantu menjelaskan kelenturannya.

Emas dikenal karena tidak mungkin berikatan secara kimiawi dengan unsur lain. Ini berarti butiran emas tidak ternoda dengan lapisan oksida pada permukaannya seperti halnya butiran tembaga dan perak.

Oksidasi ini membuat butiran tembaga dan perak lebih cenderung terfragmentrasi. Sebaliknya, tidak adanya oksidasi pada emas dapat membantunya lebih mudah ditempa daripada logam lainnya.

Baca juga: Apakah Harta Karun Emas Nazi Nyata?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com