Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Kucing Purba Bertaring Pedang Bisa Sakit Radang Sendi?

Kompas.com - 14/07/2023, 09:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tulang dari dua spesies predator, salah satunya kucing bertaring pedang yang ditemukan di lubang tar La Brea di tempat yang sekarang menjadi Hollywood Barat, menunjukkan sesuatu yang menarik.

Tulang itu mengungkapkan kucing bertaring pedang (sabre-tooth cat) dan serigala yang berasal dari sekitar 12.000 tahun yang lalu tersebut menderita tanda-tanda penyakit tulang dan persendian yang biasanya tidak terlihat pada hewan liar.

"Mereka tampak begitu besar dan menakutkan. Tetapi bukti penyakit ini mungkin menunjukkan bahwa kucing bertaring pedang dan serigala sedang melalui masa-masa sulit," papar Mairin Balisi, ahli paleontologi di Raymond M. Alf Museum of Paleontology di California.

Catatan fosil kucing bertaring pedang yang menarik

Dikutip dari Live Science, Kamis (13/7/2023) di akhir zaman es terakhir, area yang sekarang menjadi Los Angeles tersebut merupakan rumah bagi ekosistem yang penuh dengan mamalia raksasa,

Di antaranya seperti mammoth Kolombia (Mammuthus columbi), kungkang tanah Jefferson (Megalonyx jeffersonii), dan bison purba (Bison antiquus).

Baca juga: Bagaimana Hewan Berkamuflase di Alam Liar?

Sementara di bagian atas rantai makanan adalah karnivora yang tangguh, termasuk kucing bertaring pedang (Smilodon fatalis) dan serigala yang mengerikan (Aenocyon dirus).

Beberapa dari hewan ini kemudian berakhir dengan jatuh ke lubang tar La Brea - genangan aspal alami. Itu membuat sisa-sisa mereka terawetkan di dalam lubang hingga digali oleh ahli paleontologi.

Tim peneliti memeriksa ratusan tulang kucing bertaring pedang dan serigala yang mengerikan untuk mencari bukti penyakit yang disebut osteochondrosis dissecans (OCD), di mana cacat terbentuk pada tulang di sepanjang sendi.

Penyakit ini dapat terjadi pada anjing dan kucing modern juga manusia dan meningkatkan risiko terkena osteoartritis, penyakit sendi yang menyakitkan.

Balisi mengatakan mereka tidak berharap menemukan banyak bukti OCD pada karnivora ini karena tidak banyak data tentang penyakit tulang dan persendian pada hewan liar modern.

Akan tetapi, ternyata 6 persen femur kucing bertaring pedang yang mereka pelajari memiliki cacat yang terlihat. Pada serigala yang mengerikan, 2,6 persen tulang paha dan 4,5 persen bahu mereka cacat.

Baca juga: Bagaimana Ikan Wader Bisa Berpotensi Terancam Punah?

 

"Melihat penyakit semacam ini dalam catatan fosil merupakan hal sangat menarik, karena memberi kita pandangan holistik tentang bagaimana mereka berevolusi dan berubah seiring waktu," ungkap Ashley Reynolds, seorang ahli ekologi evolusi di Universitas Ottawa dan Museum Alam Kanada, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Penyebab penyakit tulang dan sendi

Peneliti berspekulasi penyakit tulang dan sendi ini akibat perkawinan sedarah yang terjadi karena ukuran populasi yang makin kecil dan mendekati kepunahan terakhir.

Secara geografis, hewan raksasa zaman es ini terisolasi, sehingga meningkatkan perkawinan sedarah.

Hal tersebut yang kemudian mengarah pada peningkatan penyakit salah satunya adalah OCD yang menjadi umum ditemukan.

Namun, tidak ada bukti genetik yang tersimpan untuk menguji teori itu secara langsung. Sehingga perlu penelitian lanjutan untuk mengetahuinya.

Studi tentang penyakit radang sendi yang ternyata juga dialami kucing bertaring pedang ini telah dipublikasikan di jurnal PLOS One.

Baca juga: Bagaimana Bulu Kungkang Bisa Menyelamatkan Hidup Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com