Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teleskop Luar Angkasa Euclid Akan Diluncurkan, Pelajari Materi Gelap

Kompas.com - 27/06/2023, 20:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Antariksa Eropa (ESA) bersiap untuk meluncurkan teleskop luar angkasa terbarunya, Euclid.

Teleskop tersebut dijadwalkan lepas landas dari Cape Canaveral di Florida pada 1 Juli mendatang.

Euclid sendiri dirancang untuk membantu memecahkan dua misteri terbesar di alam semesta yaitu energi gelap dan materi gelap.

Misi teleskop luar angkasa Euclid

Dikutip dari New Scientist, Selasa (27/6/2023) kedua komponen gelap ini membentuk lebih dari 95 persen kosmos, tetapi kita tidak dapat melihat mereka dan hanya sedikit yang diketahui seperti salah satunya adalah terbuat dari apa komponen gelap itu.

Para astronom menyimpulkan keberadaan materi gelap dari perilaku materi yang dapat dilihat, yang bertindak seolah-olah ada sumber gravitasi tambahan yang menyatukan semuanya.

Sedangkan energi gelap memiliki efek sebaliknya, menyebabkan percepatan perluasan alam semesta secara keseluruhan.

Baca juga: Teleskop Luar Angkasa James Webb Tangkap Gambar Jupiter dan Bulannya, Begini Penampakannya

Untuk mempelajari keduanya, Teleskop Luar Angkasa Euclid dilengkapi dengan dua instrumen ilmiah, yakni kamera cahaya tampak untuk mengukur bentuk galaksi, dan detektor inframerah-dekat untuk mengukur kecerahan dan jaraknya.

Kendati ini bukan teleskop luar angkasa pertama yang menggunakan salah satu dari jenis instrumen tersebut, tetapi instrumen pada teleskop ini tidak biasa.

Sebab, rencananya teleskop luar angkasa baru tersebut akan digunakan untuk mengamati ruang angkasa yang sangat luas, membuat katalog lebih dari satu miliar galaksi di lebih dari sepertiga langit.

"Dengan (teleskop) Euclid, kami akan mengukur beberapa sifat dari banyak galaksi," kata Mike Seiffert dari Jet Propulsion Laboratorium di California.

Peneliti kemudian akan menggunakan properti ini untuk membangun dua jenis peta alam semesta.

Penyusunan peta alam semesta yang pertama yang akan dilakukan teleskop luar angkasa tersebut akan menggunakan fenomena yang disebut pelensaan gravitasi, di mana materi yang relatif dekat melengkung dan memperbesar cahaya objek di belakangnya.

Baca juga: Teleskop Luar Angkasa Hubble Deteksi Uap Air di Satelit Jupiter

 

Sejumlah besar data yang dikumpulkan Teleskop Luar Angkasa Euclid selama misi enam tahun diharapkan akan memungkinkan para peneliti menggunakan pelensaan gravitasi untuk memetakan distribusi materi.

Dalam hal ini termasuk materi gelap yang tidak dapat kita lihat di tempat lain.

Mengetahui distribusi materi gelap secara lebih tepat akan membantu kita mengetahui bagaimana perilakunya dan dapat memberikan petunjuk terbuat dari apa sebenarnya materi gelap itu.

Jenis peta lainnya adalah dengan menggunakan suara dalam distribusi materi alam semesta yang disebut osilasi akustik baryon.

Suara ini pertama kali terbentuk sebagai gelombang suara setelah Big Bang, ketika kosmos masih berupa sup partikel dan radiasi yang panas dan bergolak sebelum akhirnya mendingin dan membentuk galaksi.

"Melihat bagaimana alam semesta awal menyebar dan bagaimana pengaruh energi gelap akan membantu kita memahami evolusi cara kerja alam semesta," ungkap Seiffert.

Jika peluncurannya berjalan mulus, Teleskop Luar Angkasa Euclid akan segera mengungkap misteri kosmos.

Baca juga: Teleskop Luar Angkasa James Webb Berhasil Mengorbit Dekat Matahari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com