Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Ilmiah ASI Eksklusif Bisa Bantu Cegah Stunting

Kompas.com - 19/04/2023, 20:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Stunting masih menjadi masalah besar di Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, angka stunting di Indonesia masih mencapai 30,8 persen.

Pencegahan stunting sendiri cukup penting, mengingat hal ini akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa mendatang.

Baca juga: Bagaimana Anak Mengalami Stunting dan Kapan Waktu Terbaik Mencegahnya?

Hal ini juga diamini oleh Prof. Dr. Damayanti Syarif, Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

"Kenapa stunting ini masalah, karena kualitas sumber daya manusia (SDM) bakal kacau kalau ini tidak benar," kata Damayanti dalam sesi bincang bersama Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

Kapan stunting bisa dicegah?

Dalam kesempatan yang sama, Damayanti juga memaparkan mengenai penelitian kohort terkait stunting yang dilakukan oleh Kathryn G Dewey dan Sandra L Huffman yang terbit dalam jurnal Food and Nutrition Bulletin pada Juni 2009.

Studi tersebut menunjukkan bahwa dampak stunting 80 persen terjadi setelah bayi lahir. Dalam hal ini, Damayanti menyebut bahwa ketika lahir, bayi memiliki panjang badan normal.

"Lahir anaknya normal, pada usia 0-6 bulan kalau ASI yang diberikan tidak cukup itu 20 persen akan mengalami stunting pada masa ASI eksklusif," papar Damayanti.

Sedangkan pada masa MPASI atau usia 6 bulan hingga 2 tahun, ketika kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi dengan baik, anak bisa mengalami stunting 50 persen.

Bagaimana ASI bisa membantu mencegah stunting?

Bukan rahasia lagi jika sumber nutrisi terbaik untuk anak di awal kehidupannya adalah ASI. Salah satu manfaat memberikan ASI eksklusif untuk anak 0-6 bulan adalah mencegah stunting.

Baca juga: Konsumsi Makanan Sumber Protein Hewani untuk Mencegah Stunting

Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian yang terbit dalam jurnal Enfermeria Clinica pada Juni 2020.

Dalam riset yang dilakukan di Sulawesi Selatan tersebut ditemukan bahwa penghentian menyusui dini bisa meyebabkan stunting karena beberapa hal, termasuk asupan energi yang tidak memadai, kekurangan nutrisi, dan kurangnya imun pasif yang didapatkan dari ASI.

Studi lain yang mendukung pernyataan di atas terbit pada Desember 2021 di jurnal Nutrients. Studi yang dilakukan di Indonesia Timur tersebut menemukan bahwa anak-anak yang mendapat ASI eksklusif memiliki kemungkinan 25 persen lebih kecil untuk mengalami stunting dibanding anak yang tidak mendapat ASI eksklusif.

"ASI eksklusif memang tidak langsung dapat mencegah stunting tapi secara signifikan, menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya dapat mengurangi kemungkinan stunting pada rumah tangga dengan pendapatan rendah," tulis para peneliti.

ASI memberi perlindungan dan kekebalan tubuh pada anak

Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan stunting masih terus diteliti. Salah satu yang mencari tahu hubungan tersebut adalah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Global Health pada November 2020.

Studi tersebut menyebut, hubungan antara ASI ekslusif dan pencegahan stunting adalah faktor perlindungan kekebalan tubuh yang didapatkan dari ASI.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com