Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2023, 17:33 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Kasus stunting di Indonesia merupakan salah satu masalah di bidang kesehatan yang perlu segera diselesaikan. Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo, menargetkan kasus stunting mencapai angka 14 persen di tahun 2024 mendatang. Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, melaporkan kasus stunting berada di angka 21,6 persen di tahun 2022, turun dari 24,4 persen di tahun 2021.

Untuk membantu mencegah stunting, dibutuhkan pemahaman yang rinci mengenai stunting, termasuk zat gizi yang berperan langsung terhadap risiko stunting serta jenis makanan yang dapat membantu mencegah stunting.

Zat gizi apa yang berperan langsung pada stunting?

Stunting adalah kondisi pada balita yang berperawakan pendek dengan panjang atau tinggi badan (menurut usia) di bawah -2 standar deviasi grafik pertumbuhan World Health Organization (WHO), yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronik atau berulang.

Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), Ketua Satgas Stunting Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menjelaskan bahwa kekurangan gizi yang berkorelasi dengan stunting, utamanya, adalah kekurangan energi dan asam amino esensial.

“Energi itu berasal dari karbohidrat dan lemak, protein juga. Tetapi, untuk asam amino esensial, itu pasti protein karena zat pembangun itu adalah protein. Selain itu, ada juga mikronutrien, seperti magnesium, potasium, sodium, dan seng,” jelasnya, Rabu (5/4/2023).

Baca juga: Apa Itu Stunting dan Efeknya pada Kehidupan Anak?

Lebih lanjut, Prof. Damayanti mengatakan, dalam sebuah meta analisis, disimpulkan bahwa asupan protein adalah yang paling bermakna dalam meningkatkan tinggi badan. Sementara itu, untuk peran mikronutrien, hasilnya tidak konklusif sehingga dilakukan analisis ulang.

Mengonfirmasi hasil sebelumnya, studi yang terbit di The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2009 menyatakan, beberapa intervensi mikronutrien dapat meningkatkan pertumbuhan linier, tetapi manfaatnya kecil. Dengan kata lain, suplementasi zat gizi mikro meningkatkan tinggi badan secara tidak efektif.

Sementara itu, penelitian tahun 2016 oleh Richard D. Semba dan rekan-rekannya, yang terbit di Jurnal The Lancet, juga menemukan bahwa anak-anak yang stunting memiliki konsentrasi 9 asam amino esensial (triptofan, isoleusin, leusin, valin, metionin, treonin, histidin, fenilalanin, lisin) yang lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tidak stunting.

Temuan ini mendukung gagasan bahwa anak-anak yang berisiko tinggi mengalami stunting tidak mendapat asupan asam amino esensial yang cukup.

Sumber asam amino esensial untuk mencegah stunting

Dikutip dari Healthline, asam amino adalah senyawa organik yang sebagian besar terdiri dari nitrogen, karbon, hidrogen, dan oksigen. Tubuh membutuhkan 20 asam amino yang berbeda, namun hanya 9 di antaranya yang digolongkan sebagai asam amino esensial.

Baca juga: Anak Stunting, Apakah Pertumbuhannya Bisa Diperbaiki?

“Ada 9 asam amino yang tidak bisa diproduksi tubuh sendiri sehingga harus didapat dari pangan dari luar. Nah, itu yang adanya di protein hewani,” kata Prof. Damayanti.

Beberapa makanan sumber protein nabati, seperti kacang kedelai, juga mengandung asam amino esensial. Namun, makanan sumber protein hewani memiliki asam amino esensial yang lebih lengkap dan cukup dibandingkan makanan nabati.

“Kenapa asam amino esensialnya harus lengkap? Karena satu saja asam amino esensialnya kurang dari kebutuhan, kadar hormon pertumbuhannya bisa turun sampai 34 persen,” ujarnya.

Makanan sumber protein hewani yang mengandung asam amino esensial yang tinggi adalah susu, telur, ikan, ayam, dan daging. Prof. Damayanti mengatakan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi lebih dari satu makanan sumber protein hewani dalam satu hari dapat menurunkan risiko stunting lebih tinggi, yaitu hingga enam persen.

“Di antara protein hewani sendiri, yang paling bagus adalah susu. Ada ikan, ayam, tapi kalau daging yang terakhir,” katanya.

Baca juga: Apa Penyebab Stunting?

Dengan demikian, tubuh dapat memperoleh asupan asam amino esensial dari makanan sumber protein hewani dan nabati. Namun, makanan hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap sehingga lebih berperan dalam pencegahan stunting.

“Simpulannya bahwa makanan yang bisa mencegah stunting itu adalah konsumsi protein hewani dengan jumlah yang cukup,” imbuh Prof. Damayanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com