Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2023, 19:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Nasi merupakan makanan pokok bagi kebanyakan masyakarat Indonesia, yang biasanya disantap dengan berbagai lauk.

Uniknya, beberapa orang memiliki kebiasaan mengonsumsi beras mentah, seolah mengonsumsi camilan pada umumnya.

Lantas, apa risiko kebiasaan mengonsumsi beras mentah?

Risiko makan beras mentah 

Mengonsumsi beras mentah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan. Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa risiko kebiasaan makan beras mentah.

Baca juga: Apakah Kita Boleh Tidur dalam Kondisi Lapar?

1. Keracunan makanan

Mengonsumsi beras mentah atau setengah matang dapat meningkatkan risiko keracunan makanan.

Pasalnya, nasi dapat menampung bakteri berbahaya, seperti Bacillus cereus. Bahkan, satu studi menemukan bahwa B. cereus hadir di hampir setengah dari sampel beras komersial.

B. cereus merupakan jenis bakteri yang banyak ditemukan di tanah dan dapat mencemari beras mentah. Bakteri ini dapat membentuk spora, yang dapat bertindak sebagai perisai agar B. cereus dapat bertahan hidup saat dimasak.

Namun, bakteri ini umumnya tidak perlu dikhawatirkan pada nasi yang baru dimasak karena suhu tinggi dapat meminimalkan pertumbuhannya. 

Sedangkan beras mentah, penyimpanan yang tidak benar, dan suhu yang lebih dingin dapat mendorong pertumbuhannya.

Baca juga: Apakah Puasa Bisa Menurunkan Berat Badan?

Keracunan makanan yang terkait dengan B. cereus dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, kram perut, atau diare dalam waktu 15–30 menit setelah dikonsumsi.

2. Masalah pencernaan

Nasi mentah memiliki beberapa senyawa yang dapat menyebabkan masalah pencernaan. Pasalnya, beras mentah mengandung lektin, sejenis protein yang bertindak sebagai insektisida alami. 

Lektin terkadang disebut sebagai antinutrien karena dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Tubuh manusia tidak dapat mencerna lektin sehingga lektin melewati saluran pencernaan tanpa perubahan dan dapat merusak dinding usus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti diare dan muntah.

Biasanya, saat beras dimasak, sebagian besar lektin ini dapat dihilangkan dengan suhu panas.

Baca juga: Apakah Manfaat Memakai Masker Tidur?

3. Masalah kesehatan lainnya

Dalam beberapa kasus, keinginan untuk makan beras mentah bisa menjadi tanda gangguan makan yang dikenal sebagai pica atau nafsu makan pada makanan atau zat yang tidak bergizi.

Meskipun jarang terjadi, pica lebih mungkin terjadi pada anak-anak dan wanita hamil. Ini bersifat sementara dalam banyak kasus, tetapi mungkin memerlukan konseling psikologis.

Mengonsumsi beras mentah dalam jumlah besar karena pica telah dikaitkan dengan efek samping seperti kelelahan, sakit perut, rambut rontok, kerusakan gigi, dan anemia defisiensi zat besi.

Jika seseorang mungkin menderita pica, penting untuk mencari penanganan medis karena kondisi tersebut dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com