KOMPAS.com - Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami keracunan makanan, yang ditandai dengan muntah, diare, kram perut.
Meski virus berperan, bakteri adalah penyebab umum keracunan makanan, terutama Salmonella dan Campylobacter.
Beberapa bakteri berkembang biak di dalam tubuh sebelum mengeluarkan racunnya, yang memicu reaksi kekebalan di usus.
Sementara lainnya, seperti Staphylococcus aureus, meracuni tubuh dengan mencemari makanan dengan racun.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Otak Saat Berhalusinasi?
Dilansir dari BBC Science Focus Magazine, berikut adalah beberapa hal yang terjadi pada tubuh saat keracunan makanan.
Beberapa bakteri atau enterotoksin (racun usus) dapat bertahan dari kondisi perut yang keras untuk menuju ke usus.
Di sana, gejala keracunan makanan akan dimulai, terkadang hingga 72 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi.
Karena tidak terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh, bakteri diam-diam berkembang biak dan menghasilkan racun.
Racun tersebut menyerang dan menembus lapisan usus sehingga memicu respons kekebalan yang kuat.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Marah?
Sel-sel kekebalan melepaskan protein pensinyalan yang disebut sitokin pro-inflamasi.
Protein tersebut menggerakkan serangkaian langkah yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan usus sehingga menyebabkan gejala ketidaknyamanan.
Dinding usus dirancang untuk menyerap nutrisi dan air dari makanan. Racun bakteri dapat menyebabkan pori-pori terbuka di dinding, memungkinkan air dan molekul lain masuk.
Kelebihan cairan dan elektrolit dalam usus menyebabkan diare, yang memiliki peran menguntungkan untuk membuang bakteri dan racunnya.
Namun, hal itu dapat menyebabkan tubuh dehidrasi karena terlalu banyak cairan yang hilang dari tubuh.
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Sering Bergadang?
Beberapa bakteri tidak menyebabkan muntah, tetapi enterotoksin Staphylococcus aureus bisa menyebabkannya.
Penelitian menunjukkan bahwa bakteri tersebut dapat merangsang saraf vagus yang mengirimkan sinyal ke otak untuk merangsang respons muntah.
Dikutip dari Mayo Clinic, bagi orang dewasa, keracunan makanan harus diatasi lebih lanjut oleh dokter jika terjadi hal-hal berikut: