Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Cuaca Panas Membuat Tubuh Cepat Lelah dan Mengantuk? Sains Jelaskan

Kompas.com - 02/09/2022, 09:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat terpapar suhu panas, tubuh cenderung lebih cepat lelah dan pada akhirnya memicu rasa kantuk.

Suhu eksternal atau yang berasal dari luar tubuh, diketahui dapat memengaruhi energi, emosi, hingga kualitas tidur manusia.

Melansir Medical News Today, Senin (29/8/2022) kini para ahli neurobiologi di Northwestern University di Evanston mungkin telah menemukan dasar-dasar genetik, yang memengaruhi adaptasi tubuh terhadap cuaca panas tersebut.

Baca juga: Cuaca Panas Bisa Sebabkan Heat Stroke, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Guna menganalisis fenomena ini, tim menggunakan lalat buah di laboratorium. Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology, peneliti menemukan 'sirkuit termometer' berbeda di otak lalat buah yang dipicu oleh suhu panas.

“Orang mungkin memilih untuk tidur siang di hari yang panas, dan di beberapa bagian dunia ini adalah norma budaya. Tentu saja, ini bukan kebiasaan lalat," ujar penulis utama yang juga profesor neurobiologi di Weinberg College of Arts and Sciences di Northwestern University, Marco Gallio, Ph.D.

"Jadi sebenarnya, mungkin ada mekanisme biologis mendasar yang sangat kuat yang diabaikan pada manusia," lanjut dia lagi.

Gallio memilih untuk meneliti lalat buah (Drosophila), karena 60 persen gen serangga sama dengan yang ada pada manusia.

Lalat umumnya muncul di seluruh dunia, lantaran memiliki hubungan dekat dengan manusia.

Suhu yang paling disukainya berkisar 25 derajat Celcius dan mendekati suhu kebanyakan manusia.

Dia mengatakan, bahwa lalat buah menunjukkan serangkaian perilaku kompleks seperti manusia.

Namun, hewan ini melakukan semua itu di dalam otak yang hanya terdiri dari 100.000 sel otak. Sedangkan, otak manusia menyimpan sekitar 86 miliar sel otak.

Studi dari Northwestern University mengacu pada proyek 10 tahun yang menghasilkan connectome, yakni peta lengkap pertama jalur saraf pada hewan.

Connectome membantu para peneliti untuk menganalisis semua kemungkinan koneksi saraf untuk setiap sel otak lalat buah.

Penelitian ini juga membantu mereka mengamati, bagaimana informasi di otak berpindah dari satu titik ke titik lain.

Baca juga: Cuaca Panas Terik di Indonesia Akhir-akhir Ini, Kenapa?

Proses penelitian cuaca panas menyebabkan lelah

Dijelaskan oleh tim peneliti, antena lalat memiliki tiga organ disebut sensilla, masing-masing berisi satu neuron yang diaktifkan panas, serta satu neuron yang diaktifkan dingin.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com