Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Autism Spectrum Disorder: Gejala dan Penyebabnya

Kompas.com - 16/07/2022, 11:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Autisme atau autism spectrum disorder adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan perkembangan otak, yang berdampak pada cara seseorang memandang dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga menyebabkan masalah dalam interaksi dan komunikasi.

Gangguan ini mencakup pola perilaku yang terbatas dan berulang. Adapun istilah “spectrum” dalam autism spectrum disorder mengacu pada berbagai gejala dan tingkat keparahannya.

Autism spectrum disorder dimulai pada masa kanak-kanak awal hingga menyebabkan masalah fungsi sosial dalam masyarakat.

Biasanya, anak-anak menunjukkan gejala autisme di tahun-tahun pertamanya. Beberapa anak berkembang secara normal pada tahun pertama, kemudian melalui periode regresi antara usia 18 dan 24 bulan ketika mereka mulai mengembangkan gejala autisme.

Gejala autism spectrum disorder

Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa anak menunjukkan tanda-tanda autisme pada masa bayi awal, seperti kurangnya kontak mata, kurangnya respons saat nama mereka disebut, dan lain-lain.

Baca juga: Metode Lovaas, Metode yang Efektif untuk Anak Autisme

Sementara itu, anak-anak lain mungkin berkembang secara normal pada beberapa bulan atau tahun pertamanya, tetapi tiba-tiba menarik diri, agresif, atau kehilangan keterampilan bahasa yang sebelumnya telah mereka peroleh.

Beberapa anak dengan autisme mengalami kesulitan belajar dan memiliki kecerdasan yang lebih rendah, namun anak-anak dengan autisme juga dapat memiliki tingkat kecerdasan normal hingga tinggi karena kemampuan belajar mereka yang cepat.

Berikut adalah beberapa tanda dan gejala autisme yang umum ditunjukkan oleh orang-orang dengan gangguan ini:

Komunikasi dan interaksi sosial.

  • Gagal merespons namanya atau terkadang seperti tidak mendengar.
  • Tampak lebih suka bermain sendiri.
  • Memiliki kontak mata yang buruk dan tidak memiliki ekspresi wajah.
  • Tidak berbicara atau mengalami keterlambatan bicara.
  • Tidak dapat memulai atau melanjutkan percakapan atau hanya memulai satu percakapan untuk membuat permintaan.
  • Berbicara dengan nada atau ritme yang tidak normal.
  • Mengulangi kata atau frasa.
  • Tampak tidak memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana.
  • Tidak menunjukkan minat.
  • Pendekatan interaksi sosial yang kurang tepat dengan bersikap pasif atau agresif.
  • Memiliki kesulitan mengenali isyarat nonverbal.

Baca juga: 4 Mitos Seputar Imunisasi, Sebabkan Demam hingga Autisme

Pola perilaku

  • Melakukan gerakan-gerakan berulang.
  • Melakukan aktivitas yang dapat membahayakan diri sendiri.
  • Mengembangkan rutinitas tertentu dan menjadi terganggu dengan perubahan kecil.
  • Memiliki maalah dengan koordinasi atau pola gerakan yang aneh.
  • Sangat sensitif terhadap cahaya, suara, atau sentuhan.
  • Tidak terlibat dalam permainan meniru.
  • Memiliki preferensi makanan tertentu.

Saat memasuki usia dewasa, anak-anak dengan autism spectrum disorder dapat lebih terlibat dengan orang lain dan menunjukkan lebih sedikit gangguan dalam perilaku.

Beberapa orang dengan autisme dengan gangguan yang ringan pada akhirnya dapat menjalani kehidupan pada umumnya.

Namun, ada pula penyandang autisme yang terus mengalami kesulitan dengan bahasa atau keterampilan sosial.

Baca juga: Stres pada Anak Autisme, Faktor, Efek dan Cara Mengendalikannya

Penyebab autism spectrum disorder

Dilansir dari CDC, penyebab autisme tidak hanya satu. Ada banyak faktor berbeda yang dapat membuat anak lebih mungkin memiliki autisme.

Meskipun hanya sedikit yang diketahui tentang penyebab spesifik, berikut adalah beberapa risiko yang menyebabkan seorang anak lebih mungkin memiliki autism spectrum disorder.

  • Memiliki saudara dengan autisme.
  • Memiliki kondisi genetik atau kromosom tertentu, seperti sindrom X rapuh atau tuberous sclerosis.
  • Mengalami komplikasi saat lahir.
  • Terlahir dari orangtua yang berusia lebih tua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com