KOMPAS.com - Pembekuan darah adalah proses yang penting untuk mencegah pendarahan berlebihan saat pembuluh darah terluka.
Dalam proses pembekuan darah, trombosit (sejenis sel darah) dan protein dalam plasma (bagian cair darah) bekerja sama untuk menghentikan pendarahan dengan membentuk gumpalan di atas luka.
Dilansir dari American Society of Hematology, biasanya, tubuh secara alami akan melarutkan bekuan darah setelah cedera sembuh.
Cara tubuh untuk menghentikan pembuluh darah yang terluka agar tidak berdarah disebut dengan hemostasis.
Salah satu bagian terpenting dari hemostasis adalah pembekuan darah.
Baca juga: Bagaimana Kelelawar Vampir Beradaptasi Meminum Darah?
Tak hanya itu, tubuh perlu mengontrol mekanisme untuk mengatur dan membatasi pembekuan.
Ini termasuk melarutkan kelebihan gumpalan yang tidak diperlukan lagi.
Hemostasis memiliki tiga proses utama yaitu penyempitan pembuluh darah, aktivitas trombosit, dan aktivitas protein yang terdapat dalam darah (faktor pembekuan).
Dilansir dari News Medical & Life Sciences, berikut adalah proses pembekuan darah:
Tubuh akan menyempitkan pembuluh darah untuk mengontrol kehilangan darah.
Baca juga: Mikroplastik Ditemukan Beredar di Darah Manusia, Studi Jelaskan
Ini akan membatasi aliran darah ke daerah pada luka agar tidak berlebihan.
Untuk merespons cedera atau luka, tubuh segera mengaktifkan trombosit.
Pada saat yang sama, sinyal kimia dilepaskan dari kantung kecil di trombosit untuk menarik sel lain ke area tersebut.
Mereka membuat sumbat trombosit dengan membentuk gumpalan bersama.
Protein yang disebut faktor von Willebrand (VWF) membantu trombosit agar dapat saling menempel.