Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radiasi Matahari Bisa Menyebabkan Kanker Kulit, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 15/03/2022, 19:32 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comRadiasi matahari bisa berakibat buruk bagi manusia. Padahal setiap hari manusia terpapar sinar matahari. Bagaimana cara melindungi dirimu dari radiasi matahari?

Radiasi matahari

Radiasi adalah energi yang melalui ruang dalam bentuk gelombang elektromagnet. Sinar matahari mengirimkan energi dalam beberapa bentuk, yaitu cahaya tampak yang bisa kita lihat, radiasi inframerah yang menyebabkan rasa panas, dan sinar ultraviolet yang tidak bisa kita rasakan atau lihat secara langsung.

Radiasi ini memberikan dampak yang nyata bagi manusia. Contohnya, radiasi matahari yang dapat menimbulkan luka bakar, kanker kulit, dan kebutaan pada manusia adalah sinar ultraviolet (UV).

Namun, dalam jumlah yang cukup, UV justru bermanfaat bagi manusia untuk meningkatkan produksi vitamin D yang diperlukan tubuh. Oleh karena itu, penting memahami tentang radiasi matahari agar tahu cara melindungi dirimu.

Jenis sinar ultraviolet

Sinar ultraviolet tidak hanya berasal dari matahari. Terdapat beberapa jenis sumber ultraviolet buatan selain matahari, contohnya lampu halogen, laser, lampu untuk melakukan tanning, dan beberapa jenis lampu lainnya.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sinar UV terbagi menjadi tiga kategori, yaitu UVA, UVB, dan UVC.

Baca juga: Ledakan Matahari yang Kuat Tabrak Bumi, Ini Dampak Radiasi Matahari pada Bumi

1. Sinar UVA

UVA adalah singkatan dari ultraviolet A. UVA adalah sinar UV paling pajang dengan panjang gelombang 315 sampai 399 nanometer. Gelombang ini sama sekali tidak diserap oleh atmosfer sehingga seluruh gelombang sampai ke permukaan Bumi.

Karena gelombangnya yang panjang, UVA bisa menembus kulit hingga ke lapisan tengah, yaitu lapisan dermis. Dampak yang timbul bagi kulit adalah menyebabkan penuaan pada sel kulit dan menyebabkan kerusakan secara tidak langsung pada DNA. Jangka panjang yang muncul adalah keriput dan memicu kanker kulit.

2. Sinar UVB

UVB adalah singkatan dari ultraviolet B. Energi dalam gelombang ini sedikit lebih rendah daripada UVA. Panjang gelombang ini berkisar antara 280 sampai 314 nanometer. Sebenarnya lapisan ozon sudah menyerap sebagian besar gelombang ini. Namun, sebagian gelombang masih mencapai Bumi.

Sebagian UVB yang sampai ke permukaan Bumi mampu menembus kulit hanya pada lapisan terluar saja, yaitu lapisan epidermis. Dampak utama yang muncul akibat UVB adalah kulit terbakar akibat matahari dan juga memicu kanker kulit.

3. Sinar UVC

UVC adalah ultraviolet C yang memiliki energi paling besar di antara ketiga jenis sinar ultraviolet. UVC memiliki panjang gelombang yang paling pendek, yaitu hanya sekitar 100 sampai 279 nanometer saja.

Untungnya, UVC terserap seluruhnya di lapisan ozon Bumi dan tidak sampai ke permukaan Bumi. Oleh karena itu, UVC tidak dianggap sebagai penyebab masalah kulit seperti kanker kulit.

Sinar UVC banyak dibuat oleh manusia sebagai lampu buatan untuk lampu sterilisasi alat untuk membunuh bakteri.

Baca juga: Sinar UV dapat Membunuh Virus Covid-19, tapi Ada Syaratnya

Cara melindungi diri radiasi ultraviolet

Berikut ini adalah cara untuk melindungi diri dari dampak radiasi ultraviolet:

  • Tidak berada di bawah sinar matahari langsung ketika tengah hari
  • Menggunakan pakaian yang menutupi hingga lengan dan kaki
  • Menggunakan topi untuk melindungi area wajah
  • Menggunakan kacamata hitam untuk melindungi mata
  • Menggunakan sunscreen atau tabir surya dengan perlindungan UVA dan UVB
  • Membatasi waktu berjemur. Rekomendasi waktu berjemur dari World Health Organization (WHO) adalah 5 sampai 15 menit dengan frekuensi 2 sampai 3 kali seminggu. Jumlah ini sudah cukup untuk membantu tubuh memproduksi vitamin D yang berfungsi mengoptimalkan penyerapan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com