Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2020, 16:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Pada beberapa penelitian, virus corona disebut berpotensi menyebar di udara dan sejumlah media lainnya. LED ultraviolet diklaim memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus penyebab Covid-19 ini.

Covid-19 terus menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia. Hingga saat ini, tercatat ada 2 juta kasus pasien positif Covid-19 dan 126.757 orang meninggal akibat infeksi yang disebabkan virus SARS-CoV-2 tersebut.

Ilmuwan dan peneliti di dunia terus fokus menemukan cara untuk memerangi virus corona baru itu. Salah satunya yang dilakukan para peneliti di Solid State Lighting & Energy Electronics Center (SSLEEC) University of California Santa Barbara.

Melansir Science Daily, Rabu (15/4/2020), para peneliti ini mengembangkan LED ultraviolet yang dinilai memiliki kemampuan untuk mendekontaminasi permukaan dari virus corona.

Baca juga: Kehilangan Bau dan Rasa, Disarankan Masuk Standar Pemeriksaan Corona

Bahkan, tidak hanya itu, LED ultraviolet ini juga dapat mendekontaminasi udara dan air yang terpapar virus corona, SARS-CoV-2.

"Salah satu aplikasi utama adalah dalam situasi medis," kata peneliti materi doktoral Christian Zollner.

Penelitian ini dipusatkan untuk memajukan teknologi lampu LED ultraviolet untuk sanitasi dan tujuan pemurnian.

Akhir-akhir kekuatan sinar ultraviolet disebut dapat menonaktifkan virus corona baru. Teknologi sinar ultraviolet (UV) sudah sejak lama diketahui dapat menjadi desinfeksi.

Baca juga: Corona Masih Melanda, Survei Masyarakat Pilih Mudik atau Tidak?

Kendati demikian, dalam skala besar manfaat sinar ultraviolet dalam melawan virus corona ini belum ditunjukkan. Sinar ultraviolet ini menunjukkan banyak harapan dalam upaya menangani penyebaran Covid-19.

Perusahaan anggota SSLEEC di Seoul pada awal April melaporkan 99,9 persen virus corona penyebab Covid-19 dapat disterilisasi hanya dalam 30 detik dengan produk LED UV mereka.

Saat ini, teknologi ini sedang diadopsi untuk digunakan bidang otomotif untuk menggunakan LED UV yang dapat mensterilkan interior kendaraan.

Manfaatkan potensi sinar UV-C

Peneliti menegaskan tidak semua panjang gelombang sinar ultraviolet itu sama. Sinar UV-A dan UV-B, yakni dua jenis ultraviolet yang banyak terdapat di Bumi dari Matahari, memiliki kegunaan penting.

Namun, untuk UV-C yang langka adalah sinar ultraviolet pilihan untuk memurnikan udara dan air, serta untuk menonaktifkan mikroba. Sinar UV-C ini hanya dapat dihasilkan melalui proses buatan oleh manusia.

Ilustrasi Galaxy Sanitizing Service untuk membersihkan ponsel dari kuman dengan sinar UV-CSamsung Indonesia Ilustrasi Galaxy Sanitizing Service untuk membersihkan ponsel dari kuman dengan sinar UV-C

Zillner menjelaskan lampu UV-C dalam kisaran 260-285 nm yang paling relevan untuk teknologi desinfeksi saat ini juga berbahaya bagi kulit manusia.

"Jadi untuk saat ini, sebagian besar (UV-C) digunakan dalam aplikasi, di mana pada saat disinfeksi tidak ada kehadiran orang di sekelilingnya," kata Zollner.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com