Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar BRIN dan BMKG Rancang Pemodelan Tsunami sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Indonesia

Kompas.com - 07/03/2022, 10:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam pengembangan riset tsunami.

Seperti yang telah diketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berpotensi mengalami tsunami, sehingga riset yang disebut sebagai model tsunami merah putih ini dapat menjadi upaya mitigasi bencana.

“Kami ingin berkolaborasi untuk bersama-sama membangun satu sistem pemodelan tsunami guna mendukung program Indonesia Tsunami Early Warning System atau InaTEWS, sistem ini disebut sebagai model tsunami merah putih,” jelas Plt Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, Widjo Kongko.

Baca juga: 4 Jurus Jitu BMKG Antisipasi Potensi Gempa dan Tsunami di Bandara Ngurah Rai Bali

Widjo optimis bahwa riset pemodelan tsunami merah putih yang dimulai tahun ini akan berjalan dengan baik.

Kepala BRIN, kata dia, telah menekankan agar lembaga ini dapat memperkuat kerja sama, termasuk dalam bidang riset tsunami bersama dengan BMKG.

“BMKG siap bekerja sama untuk mewujudkan keberlanjutan teknologi pemodelan dan mitigasi tsunami di Indonesia, sekaligus untuk meregenerasi InaTEWS yang dirintis sejak tahun 2008,” terang Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dilansir dari laman resmi BRIN, Minggu (6/3/2022).

Dwikorita berharap agar InaTEWS dengan pemodelan tsunami merah putih itu, dapat segera direalisasikan dalam satu sampai dua tahun ke depan.

Dijelaskan Deputi Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi para peneliti dari BRIN yang tergabung dalam kolaborasi ini, dapat mendukung BMKG dalam mengimplementasikan konsorsium pokja pemodelan tsunami.

“Pokja tsunami ini memiliki tugas untuk merencanakan kebijakan di bidang tsunami serta kegiatan penunjangnya secara berkelanjutan, baik berupa program jangka pendek maupun jangka menengah," tutur Suko.

"Serta memberikan masukan strategi kebijakan pengamatan tsunami, pengolahan dan analisis data tsunami, modeling, diseminasi dan layanan tsunami, serta emerging teknologi tsunami,” sambungnya.

Adapun, model tsunami merah putih secara langsung ditangani para peneliti dari Pusat Riset Teknologi Hidrodinamik BRIN dan BMKG.

Baca juga: Gempa Indonesia: Mengenal Penyebab Gempa Bumi hingga Potensi Tsunami

Laboratorium Hidrodinamika dari Pusat Riset Teknologi Hidrodinamik BRIN di Yogyakarta juga telah berhasil mematenkan BPPT-lock, satu rekayasa unit lapis lindung beton untuk pemecah gelombang di pelabuhan atau perlindungan pantai.

Widjo menyampaikan, bahwa BPPT-lock telah digunakan di beberapa tempat sejak tahun 2018, di antaranya di PLTU Pacitan, TPPI Tuban, serta Pelabuhan Sanur Bali.

Di tahun 2022, pusat ini pun terlibat dalam penelitian di rumah program teknologi kebencanaan melalui Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi BRIN.

Rumah program tersebut mewadahi riset mitigasi bencana, mulai dari teknologi peringatan dini, pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga rehabilitasi maupun rekayasa-desain rekonstruksi.

“Kami melanjutkan riset sebelumnya dengan melakukan pengembangan pemodelan prediksi tsunami berbasis kecerdasan artifisial dan optimasi desain hybrid untuk mengurangi dampak ancaman tsunami,” pungkas Widjo.

Baca juga: Gempa Megathrust Selat Sunda Bisa Memicu Gelombang Tsunami, Ini Saran Mitigasi Menurut Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com